Empat Modal yang Dimiliki Gibran Rakabuming Dalam Pilkada Solo
Politikus PDI Perjuangan (PDIP) Andreas Hugo Pareira menyebut Gibran Rakabuming Raka memiliki peluang menang dalam Pilkada Solo karena beberapa modal yang melekat pada dirinya.
Modal yang dimaksud Andreas adalah modal sosial, politik, dan finansial sebagai seorang kandidat yang akan maju dalam pertarungan politik.
"Modal sosial tentu dikenal tidaknya dia (di masyarakat). Percuma kalau kita mengusung orang yang tidak dikenal, karena pasti tidak akan dipilih," ujar Andreas, dalam diskusi daring 'Pencalonan Gibran : Dinasti Politik atau Kompetensi?', Rabu (22/7/2020).
Baca: Majunya Gibran Disebut Dinasti Politik, Politikus PDIP : Penentuan Akhir Ada di Rakyat
Sementara modal politik berarti dukungan partai politik, baik dari partai tempatnya bernaung ataupun partai politik lain.
Terbukti beberapa parpol lain sudah menyatakan mendukung Gibran.
"Di PDI Perjuangan seorang calon itu akan sangat mempunyai akselerasi pencalonan yang cepat kalau antara modal sosial dan modal politik ini klop. Dalam arti ketika dia diumumkan di struktur mesin partai ini memberikan respon baik. Paling tidak, tidak menolak dulu. Kalau dua hal ini jalan biasanya kemungkinan menang itu tinggi," ungkapnya.
Selain itu, Gibran juga dinilai memenuhi modal finansial.
Di samping ketiga modal tersebut, yang menjadi perhatian Andreas adalah modal simbolik yang melekat pada diri Gibran.
Baca: Tak Hanya Gibran & Bobby Nasution, Anak Maruf Amin dan Keponakan Prabowo Juga Ramaikan Pilkada 2020
Menurutnya tidak sembarang orang memiliki modal simbolik dan tidak semua orang mempunyai modal simbolik yang cukup kuat di publik.
Posisi Gibran sebagai anak presiden menjadi daya tarik sendiri.
Terutama bagi media-media yang menjadikannya target pemberitaan.
"Apa yang dilakukan media hari ini adalah campaign secara tidak langsung untuk Gibran. Atau anaknya Pak Maruf dan semua yang punya modal simbolik ini. Sehingga kemudian ini akan berakumulasi untuk menjadi elektoral kandidat yang bersangkutan," kata Andreas.
"Partai politik tentu menghitung hal tersebut. Artinya dalam tradisi PDI Perjuangan mencalonkan kandidat itu mencalonkan untuk menang," katanya.