TRIBUNNEWS.COM, SURABAYA -- Pemerintah Kota Surabaya mewacanakan untuk mengambil kebijakan sekolah secara tatap muka untuk SMP.
Hal ini disebabkan banyaknya siswa SMP di Kota Surabaya yang keluar rumah pada malam hari.
Kabag Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara mengatakan, adanya siswa SMP yang keluyuran di malam hari ini menjadi salah satu pertimbangan wacana tersebut.
Ia memberi contoh temuan fenomena bersepeda hingga larut malam.
"Ada fenomena yang terjadi di malam hari, ketika anak-anak banyak yang bersepeda, jam 9 malam, jam 10 malam," kata Kabag Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara, Rabu (29/7/2020).
Baca: Pria Ini Sebut Guru Makan Gaji Buta, Kesal Sekolah Tak Kunjung Buka, Kini Dilaporkan ke Polisi
Meskipun belum dapat dipastikan kapan rencana tersebut akan dilakukan.
Persiapan dan pembahasan masih terus dilakukan.
Termasuk konsepnya pun menjadi bahan pertimbangan.
Bisa jadi akan dilakukan sistem shift masuknya.
Separuh akan masuk, sedangkan siswa lainnya akan mengikuti pembelajaran daring melalui televisi.
Baca: Kemendikbud: 79 Daerah Melanggar SKB 4 Menteri Soal Pembukaan Sekolah
Apalagi, saat ini Dinas Komunikasi dan Informatika Surabaya masih menjajaki kemungkinan menggandeng stasiun televisi.
Menurut Febri, pada prinsipnya, pihaknya tetap akan memperhatikan protokol kesehatan.
Sementara itu, Pemkot memang masih berencana untuk membuka SMP terlebih dahulu.
Sebab, Pemkot meyakini mereka sudah dapat memahami dan mengerti tentang protokol kesehatan di masa pandemi Covid-19.
Baca: Pimpinan DPR Minta Pemerintah Kaji Mendalam Rencana Pembukaan Sekolah di Luar Zona Hijau
"Sementara rencana ini masih SMP, karena pemkot menilai kalau SMP itu insyaallah sudah bisa paham mengerti untuk menjaga protokol kesehatan," ujar Febri.
Protokol kesehatan diperketat
Saat ini Pemkot Surabaya masih mematangkan rencana tersebut lantaran situasi pandemi Covid-19 belum sepenuhnya reda.
"Pemkot Surabaya memang berencana akan memasukkan tapi tidak semuanya," kata Kepala Bagian Humas Pemkot Surabaya Febriadhitya Prajatara, Rabu (29/7/2020).
Sekolah yang akan kembali menyelenggarakan pembelajaran di kelas itu bakal dipilih sesuai dengan kawasan sekitarnya.
Itu terkait dengan peta sebaran di wilayah dimana sekolah tersebut berada.
Menurut Febri, Pemkot masih akan memetakan sekolah mana yang bisa dibuka kembali.
Sebab itu, pihaknya masih akan melakukan survei dengan berpatokan pada peta sebaran yang dimiliki Pemkot.
"Kan kita punya data, jalan-jalan yang hijau mana itu nanti kita masih evaluasi lagi," terang Febri menambahkan.
Survei itu dilakukan oleh tim dari Pemkot serta Satgas Penanganan Covid-19.
Meskipun nantinya sekolah bakal kembali aktif, protokol kesehatan wajib dilakukan dengan ketat.
Apalagi, di kawasan perbatasan. Kata Febri, bakal ada penanganan khusus disana sebelum memutuskan apakah akan kembali dibuka.
Febri belum bisa memastikan kapan rencana itu akan direalisasikan. Namun, dia hanya mengungkapkan jika saat ini proses evaluasi serta proses persiapan simulasi terus dirapatkan oleh Pemkot.
Sebelum sekolah beraktivitas normal, Febri memastikan bakal mengecek kesehatan para tenaga pendidik terlebih dahulu.
"Ini sudah dirapatkan terkait persiapan itu, tim juga sudah mencoba melakukan simulasi, kalau bisa secepatnya," ujar Febri.
(Yusron Naufal Putra)
Artikel ini telah tayang di surya.co.id dengan judul Ini Alasan Siswa SMP Bakal Masuk Sekolah Lagi, karena Suka Keluyuran Malam saat Pandemi Covid-19