Laporan Wartawan Tribunnews.com, Glery Lazuardi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan salah satu provinsi yang akan menggelar pemilihan kepala daerah (Pilkada) 2020.
Tujuh kabupaten dan kota menggelar Pilkada, yaitu Kota Mataram, Kabupaten Lombok Tengah, Lombok Utara, Sumbawa, Sumbawa Barat, Dompu, dan Bima.
Lembaga M16 memmetakan kontestasi pesta demokrasi rakyat di Pulau Seribu Masjid itu. M16 memprediksi Pilkada di kota Mataram, Loteng dan Sumbawa Besar akan berlangsung seru.
Baca: Suhendra Prediksi Sengketa Pilkada 2020 Meningkat
Direktur Lembaga Kajian Sosial dan Politik Mi6, Bambang Mei Finarwanto, mengatakan bobot Pilkada Serentak di Mataram , Lombok Tengah dan Sumbawa Besar dipandang memiliki kelebihan dibanding Pilkada di kabupaten lain di NTB.
Menurut dia, hal ini tentu tidak terlepas dari posisi wilayah yang dianggap memiliki nilai strategis, termasuk dari sisi geopolitik.
Baca: Jelang Pilkada, Mendagri Imbau Pilih Pemimpin yang Mampu Selesaikan Covid-19
"Selain itu tidak kalah pentingnya yakni Uniform para elit politik yang bertarung di wilayah tersebut mencerminkan kapasitas dan power politik yang dimilikinya," kata dia, dalam keterangannya, Sabtu (1/8/2020).
Dia menjelaskan, di ajang pilkada semua akan 'dipertaruhkan' demi prestise dan marwah politik.
Maka tak heran jika nanti Adu Kuat Elit yang 'bertarung' penuh dengan kejutan di akhir ronde.
Sementara itu jelang masa pendaftaran calon di KPU awal September mendatang, konfigurasi dan bloking Parpol makin mengerucut front politiknya.
Baca: ICW Ingatkan Partai Politik Tak Usung Mantan Narapidana Korupsi Dalam Pilkada 2020
Hal yang menarik diamati misalnya koalisi taktis PDIP dan PKS di kota Mataram dan kabupaten Bima yang tidak boleh dianggap 'biasa' karena pasti ada effort maupun rencana strategisnya, tidak sekadar pertimbangan pragmatis semata.
Di lain sisi Parpol Besar lain, semisalnya Partai Gerindra nampaknya cenderung ingin membangun koalisi politik sendiri sebagai anti tesa mengimbangi blok politik Parpol lain.
"Agaknya Partai Gerindra sadar, momentum Pilkada Serentak di tujuh kabupaten/kota merupakan tolok ukur/ test case kekuatan mesin Partai sekaligus prepare diawal guna kepentingan strategis ke depannya," kata dia.
Untuk di Pilkada Sumbawa Besar, kata dia, pemenang mudah ditebak. Kuncinya, yaitu melakukan aksi pendekatan kepada masyarakat.