News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pemkab Bolaang Mongondow Selatan Tetapkan Status Tanggap Darurat Selama 14 Hari

Penulis: Yulis Sulistyawan
Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dua kejadian bencana yang terjadi selang beberapa hari di Kabupaten Bolaang Mongodow Selatan berdampak pada kerugian korban manusia dan harta benda. Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bolaang Mongondow Selatan menetapkan status tanggap darurat 14 hari.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dua kejadian bencana yang terjadi selang beberapa hari di Kabupaten Bolaang Mongodow Selatan berdampak pada kerugian korban manusia dan harta benda.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bolaang Mongondow Selatan menetapkan status tanggap darurat 14 hari.

Status tanggap darurat yang ditetapkan 14 hari ini berlaku dari 24 Juli hingga 6 Agustus 2020.

Ini dilakukan untuk memudahkan akses penanganan darurat dalam merespon dua kejadian bencana di Kabupaten Bolaang Mongodow Selatan.

Dua kejadian terjadi hampir bersamaan, pada 24 Juli 2020 banjir merendam 7 kecamatan, sedangkan pada 31 Juli hingga awal Agustus 2020 banjir kembali menggenangi dan bahkan merusak pemukiman.

Tak hanya banjir, longsor terjadi di beberapa titik yang menyebabkan distribusi logistik bantuan terhambat.

Baca: Banjir Impor Kertas Sigaret, APKI: Perusahaan Lokal Terancam Gulung Tikar

"Melihat kondisi terkini, Tim Reaksi Cepat (TRC) BNPB melaporkan bencana ini menelan satu korban jiwa dan 7.046 KK atau 22.655 jiwa terdampak banjir bandang dan tanah longsor," kata Raditya Jati, Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB di Jakarta, Selasa (4/8/2020).

Sedangkan kerusakan, BPBD setempat mengidentifikasi 64 rumah rusak berat dan 29 lainnya hanyut. Selain merusak pemukiman, bencana banjir juga merusak beberapa jembatan, seperti jembatan Kombot Timur, Salongo 1, Salongo Besar, Bakida, Sinandaka dan Pakuku Jaya.

Pemerintah daerah dan unsur-unsur terkait telah membentuk pos komando (posko) untuk melakukan respons darurat.

Mereka telah menyalurkan makanan siap saji, air bersih dan bahan makanan kepada warga terdampak.

"Posko mengidentifikasi tiga kecamatan terisolir sehingga pendistribusian bantuan logistik dilakukan melalui jalur perairan," katanya.

Baca: Antusiasme Anak-anak Belajar di Lahan Pekuburan yang Disulap Jadi Sekolah Darurat Saat Pandemi

Ketiga kecamatan tersebut yakni Helumo, Tomini dan Posigadan. Adapun kebutuhan yang diperlukan warga terdampak, antara lain makanan siap saji, perlengkapan dapur, kasur/tikar, selimut, tenda pengungsi, serta paket sandang.

Air bersih dibutuhkan warga karena distribusi air terganggu setelah jaringan pipa air PDAM sebagian besar rusak.

Di sisi lain, keterbatasan mobil tangki air menghambat pendistribusian kepad warga terdampak.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini