News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pelecehan Seksual Berkedok Penelitian

Soal Pelecehan Seksual Berkedok Riset Swinger, Akankah Pelaku Dibawa ke Jalur Hukum?

Penulis: Widyadewi Metta Adya Irani
Editor: Garudea Prabawati
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi korban pelecehan seksual.

TRIBUNNEWS.COM - Kasus pelecehan seksual berkedok riset swinger tengah menghebohkan publik.

Pelecehan seksual yang dilakukan pria berinisial BA ini awalnya terungkap dari pengakuan korban, LA, di laman Facebooknya pada Kamis (4/8/2020) lalu.

Pengakuan LA tersebut lantas membuat para korban lainnya angkat bicara.

LA bersama korban ID dan seorang korban lainnya pun kemudian dapat menemui pelaku.

Dalam pertemuan tersebut, pelaku mengakui bahwa riset swinger itu hanyalah kedok untuk memuaskan fantasi seksnya.

"Saya atas nama BA ingin menjelaskan bahwa pernyataan saya mengenai rencana penelitian tentang swinger kepada banyak perempuan adalah bohong karena sesungguhnya saya lebih ingin berfantasi swinger secara virtual semata."

"Hal itu dikarenakan kata swinger sering menghantui saya di setiap waktu dan tempat," ungkap BA dalam video permohonan maafnya, yang dikutip Tribunnews.com pada Selasa (4/8/2020).

Baca: VIRAL Pelecehan Seksual Berkedok Riset Swinger, Pelaku Kirim Video Porno hingga Ajak Bertemu

Korban ID mengungkapkan, pihaknya telah mengantongi sejumlah nama korban pelecehan seksual yang dilakukan oleh BA.

Menurut unggahan akun Facebooknya, ID menyebutkan, ada sekitar 50-an korban yang telah terdata, Senin (3/8/2020).

Diduga, ada sekitar 300 orang yang menjadi korban pelecehan BA.

"Dia mengakui aktif mencari tempat 'curhat' baru dan dalam seminggu ada 1.

Biasanya dia inbox fb messenger.

Kami berhitung, dalam setahun ada 52 minggu, dikalikan 6 tahun sejak 2014 berarti ada sekitar 300 orang," ungkap ID di laman Facebooknya.

Lantas, apakah para korban akan membawa kasus pelecehan seksual BA ke jalur hukum?

Viral pelecehan seksual berkedok riset swinger yang dilakukan pria berinisial BA. Korban mengungkap sejumlah tindakan pelaku. (Facebook)

Saat dikonfirmasi Tribunnews.com, ID mengatakan, hal itu masih belum diputuskan.

Menurutnya, saat ini para korban masih mengoordinasikannya.

"Kami masih koordinasi, belum memutuskan," kata BA saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa (4/8/2020).

ID mengungkapkan, saat ini pihaknya masih fokus menguatkan para korban.

Ia juga masih berusaha mencari korban-korban lainnya.

Menurut ID, tak semua korban pelecehan seksual bisa dengan mudah mengutarakan pengalaman pahitnya tersebut.

"Saat ini saya fokusnya masih menguatkan korban-korban, mencari siapa tahu ada yang lain, yang lebih, yang bisa dibantu, di-support gitu."

"Kita juga masih koordinasi sih, maunya gimana. Nggak semua korban itu bisa mudah cerita, ada yang trauma, menangis, ketakutan," ujar ID.

Baca: Viral Pelecehan Seksual Swinger oleh Oknum Dosen, Korban Diduga Lebih dari 50 Orang

Setelah adanya kejadian ini, ID berharap, kasus ini bisa menjadi pelajaran bagi siapapun.

Ia pun berharap tidak akan ada lagi kasus pelecehan seksual dalam bentuk apapun.

"Saya berharap tidak ada kejadian ini lagi, tidak ada BA-BA yang lain, yang melecehkan perempuan baik verbal, tulisan, maupun fisik," tutur ID.

"Semoga ini menjadi pelajaran bagi yang lain," sambungnya.

ID pun berpesan pada para pengguna media sosial (medsos) untuk selalu berhati-hati.

"Buat yang lain, yang bermain medsos."

"Ok, semua orang baik pada dasarnya ingin berbuat baik, kita memang harus hati-hati agar tidak diperdaya oleh orang-orang macam ini," ujarnya.

Pelaku Pakai Banyak Modus

ID mengaku, BA mendekatinya dengan modus yang sama seperti yang dilakukan terhadap LA, yaitu riset.

Namun, menurut ID, BA tidak cukup menggunakan satu modus untuk menyasar targetnya.

"(Modus) tergantung targetnya. Kalau targetnya psikolog, dia akan bilang konsultasi psikologi."

"Kalau orang mau menerbitkan buku, dia pendekatannya lewat buku," kata ID.

Menurut ID, BA telah menyasar berbagai komunitas.

"Jadi semua komunitas yang ada, dia sasar."

"Komutinas menulis iya, dia pernah ke lingkungan psikolog-psikolog, lingkungan kesehatan, teman-teman Facebook perempuannya, dia japri," ujar ID.

ID mengungkapkan, banyak korban lainnya yang mendapat tindakan lebih parah dari yang ia alami.

Menurutnya, beberapa korban mengaku mendapat kiriman foro kelamin hingga video porno dari BA.

Baca: Kasus Pelecehan Fetish Kain Jarik, Keluarga Terduga Pelaku Minta Maaf, Ini Kata Unair Soal Sanksinya

"Ternyata banyak yang lain-lain lebih parah, eksplisit konten, ada yang dikirimin foto kelaminnya, tapi langsung dihapus karena jijik ya korban."

"Ada yang dikirimin video porno, ada yang pernah diajakin ketemu, tapi batal karena yang diajak membawa pacar," jelasnya.

Sementara itu, ID mengungkapkan, BA mengaku menghubungi targetnya secara acak.

Namun, mayoritas target sasaran BA merupakan perempuan-perempuan berjilbab.

"Menurut pengakuannya, dia japri random dan hampir semuanya berjilbab," kata ID.

Kronologi Pelecehan Seksual

ID menceritakan, pelecehan seksual yang dilakukan BA terhadapnya ini bermula pada akhir Maret 2019 lalu.

Menurut ID, awalnya BA menanyakan mengenai penelitian pada dirinya.

Mengira BA seorang dosen, ID pun tak memiliki pikiran negatif terhadapnya.

ID menuturkan, BA awalnya menanyakan apakah berkenan apabila isu yang dibahas adalah tabu.

"Saya bilang, 'isu tabu kan nggak masalah, itu kan tergantung tulisannya, metodenya, tergantung tujuannya mau apa, kan sekarang juga banyak tulisan atau penelitian misalnya tentang prostitusi, tapi kan tujuannya apa, misalnya bagaimana menyelesaikan masalah itu,'" cerita ID.

"Kalau soal isu aku nggak tertarik, nggak mau bahas. Kalau soal penelitiannya ok," sambungnya.

Baca: Pelecehan Seksual Modus Penelitian Swinger oleh Dosen di Yogyakarta, Kronologi hingga Jumlah Korban

Percakapannya dengan BA kemudian sempat terhenti beberapa lama.

Namun, ID mulai menyadari adanya keanehan.

Ia pun mulai membalas pesan-pesan BA dengan jawaban ala kadarnya.

Setelah itu, tiba-tiba BA kembali muncul tapi dengan menyamar sebagai istri BA sendiri.

"Tiba-tiba munculah seolah-olah istrinya, pura-pura sedih lah, tertekan lah, segala macam," kata ID.

Menurut ID, BA memunculkan sosok istrinya yang seolah tengah tertekan karena BA terus mengajaknya untuk swinger.

"Dia memakai akun istrinya untuk seakan berkeluh kesah tentang suaminya, (dia bilang) 'suamiku mengajak swinger dengan pasangan lain, aku harus gimana ya? Mereka datang tadi malam. Aku diperlakukan gini, kami bareng,' gitu-gitu," ungkap ID.

Baca: Tanggapi Kasus Fetish Kain Jarik, Polda Jawa Timur Buka Posko Pengaduan Korban Pelecehan Seksual

ID pun lantas mengatakan tidak nyaman dengan perbincangan tersebut.

BA yang menggunakan akun istrinya itu pun tak lagi menghubunginya.

ID sempat mengira semua telah berlalu.

Sampai akhirnya, ia mendengar pengakuan korban lain, LA yang mengalami kejadian sama seperti dirinya.

"Saya pikir itu kan sudah berlalu, sampai kemarin Kamis saya baca cerita LA, sama modusnya, penelitian," kata ID.

Setelah pengungkapan kejadian tersebut, menurut ID, ia beserta LA dan seorang korban lainnya telah menemui BA secara langsung.

Dalam pertemuan tersebut, BA mengakui, penelitiannya adalah kebohongan.

(Tribunnews.com/Widyadewi Metta)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini