Laporan Wartawan TribunSolo.com, Adi Surya Samodra
TRIBUNNEWS.COM - Berikut ini kronologi penyerangan sebuah upacara pernikahan di Solo versi para pelaku.
Para pelaku mendapat informasi bahwa rumah untuk upacara tersebut digunakan untuk kegiatan sekte tertentu.
Aksi penyerangan pun disebut dipicu adanya orang yang menerobos naik motor.
Tersangka insiden penyerangan terhadap sebuah upacara pernikahan di kawasan Mertodranan, Kelurahan/Kecamatan Pasar Kliwon, Solo telah diamankan pihak berwajib.
Saat ini, sebanyak 4 orang telah ditetapkan sebagai tersangka dan 1 orang masih dalam pendalaman atas insiden itu.
Kuasa hukum empat tersangka, Herry Dwi Utomo mengaku insiden itu dipicu lantaran tersangka dan sejumlah oknum lainnya mendapat informasi bahwa rumah yang menjadi lokasi kejadian disinyalir digunakan untuk kegiatan sekte tertentu.
Baca: Soal Pembubaran Paksa Midodareni di Solo, Walkot Rudy Berharap Insiden Tak Terulang Lagi
Baca: Gibran Panen Dukungan, Terakhir Ada Golkar dan PAN yang Resmi Usung Gibran-Teguh di Pilkada Solo
Baca: Golkar dan PAN Resmi Merapat, Gibran Dipastikan Tak Punya Lawan dari Parpol di Pilkada Solo 2020
"Itu sebetulnya tidak serta-merta terjadi, sekelompok massa merusak acara pernikahan, bukan semacam itu," aku Herry kepada TribunSolo.com, Kamis (13/8/2020).
"Itu disinyalir diduga keras bahwa rumah itu dipakai untuk kegiatan sekte tertentu," tambahnya.
Dituturkan Herry, mereka tergerak atas dugaan tersebut dan mendatangi lokasi kejadian untuk memastikan.
Itupun tertuang dalam berita acara pemeriksaan (BAP) disebutkan.
"Itu merupakan tindakan spontanitas yang dilakukan beberapa orang yang terakumulasi menjadi ratusan," tutur dia.
"BAP jelas menyebutkan semua yang diperiksa berkata di BAP kalau motif mereka melakukan tindakan mendatangi rumah itu karena indikasi ritual sekte itu," tambahnya.
Herry mengatakan itu dilakukan mereka secara spontan, misalnya ada yang baru pulang kerja langsung ikut.
"Ada yang habis salat terus tanya ngapain ramai-ramai, terus ikut saja kelihatan ada banyak orang," kata dia.
"Itu juga karena mereka pernah menerima materi kajian yang mereka dapatkan, makanya datang ke tempat," imbuhnya.
Saat itu, aku Herry, sudah dilakukan mediasi namun ada perwakilan keluarga yang diduga menyelonong.
"Kemarin kebetulan sedang dimediasi Kapolresta ada beberapa oknum melakukan pengerusakan dan pemukulan," aku Herry.
"Itu dipicu karena ada beberapa orang yang menerobos pakai mobil dan motor," jelas dia.
"Menerobos kerumunan dan pergi begitu saja padahal sedang dilakukan mediasi," tandasnya.
Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul "Kronologi Penyerangan di Pasar Kliwon Solo Versi Pelaku : Terpicu Orang Menerobos Naik Motor"