TRIBUNNEWS.COM,KUPANG - Bupati Sabu Raijua Nikodemus Rihi Heke terharu dan bangga melihat Presiden Joko Widodo mengenakan pakaian adat Sabu bermotif bunga Ros saat menghadiri Sidang Tahunan MPR, Jumat (14/8).
Baca: Jokowi Rencanakan Anggaran Rp 796,3 Triliun ke Daerah untuk Mewujudkan 7 Kebijakan Ini, Apa Saja?
"Bunga Ros melambangkan kesucian hati. Dan, pakaian yang dikenakan Presiden Jokowi dipakai semua kalangan mulai dari rakyat kecil sampai bangsawan yang ada di Sabu Raijua. Motif seperti ini dikenakan semua kalangan tanpa membedakan strata sosial di tengah kehidupan bermasyarakat," kata Bupati Rihi Heke kepada Pos Kupang.
Baca: Letnan II Infanteri Hendri Ikhlas Donor Plasma Darah: Semoga bisa Bermanfaat
"Ini menunjukkan kita Indonesia, kita NTT, kita Sabu Raijua. Walaupun berada di Selatan Indonesia tapi Presiden sangat cinta hasil karya perempuan Sabu Raijua," ucap Bupati Rihi Heke dengan suara terbata-bata.
Menurutnya, pesan yang ingin disampaikan Presiden Jokowi bahwa warga harus mencintai hasil budaya sendiri. Untuk itu, pada setiap kesempatan di manapun berada, Bupati Rihi Heke mendorong dan memotivasi generasi muda untuk terus berkarya melalui kegiatan menenun.
Pemerintah Sabu Raijua terus mendukung kegiatan kaum ibu dalam usaha menenun dengan memberikan benang untuk mereka bisa terus berkarya.
Baca: Jika Tahap Uji Klinis Lancar, Vaksin Covid-19 Mulai Diproduksi Awal Tahun Depan
"Saya bangga karena banyak pejabat nasional maupun daerah termasuk para artis banyak mengenakan pakaian adat Sabu Raijua. Bapak Presiden mengenakan juga motif bunga Ros. Saya tidak banyak berkata-kata dan mengucapkan terima kasih buat Bapak Presiden dan mendoakan agar tetap sehat dalam memimpin bangsa ini," ucap Bupati Rihi Heke.
Ia menyebut, tenun khas Sabu yakni Ei atau sarung Higi atau selimut dan Naleda atau selendang tenun yang dibuat dengan menggunakan benang.
Ketua DPRD Sabu Raijua Paul Rabe Tuka juga terharu dan bangga melihat Jokowi mengenakan pakaian adat Sabu."Secara pribadi dan selaku pimpinan lembaga DPRD, saya merasa bangga dan gembira melihat yang mulia Presiden Jokowi memakai tenun Sabu Raijua," ucap Paul.
Ia memaknai Presiden Jokowi sangat menghormati hasil karya penenun NTT umumnya dan Sabu Raijua khususnya.
"Apalagi dikenakan pada momen menjelang HUT ke-75 Kemerdekaan RI memberi pesan kepada generasi muda untuk mencintai hasil budaya sendiri. Ini pertanda cinta Jokowi yang besar kepada NTT dan penghargaan buat kaum perempuan penenun di NTT," ujarnya.
Paul berharap, untuk mengenang kaum perempuan yang menenun di tengah berbagai masalah ekonomi yang ada, Kementerian UMKM perlu menaruh perhatian pendanaan untuk ibu-ibu penenun yang tersebar di Flobamora-Rote-Sabu Raijua.
Baca: 6 Startup yang Bisa Mempermudah Kamu Mendapat Info Loker, Patut Dicoba!
"Untuk generasi muda harus bangkitkan budaya menenun. Presiden sudah memberi contoh dengan mengenakan pakaian hasil karya anak bangsa sendiri. Mari kita rajut kebersamaan, saling menjaga toleransi dari NTT. Dari Sabu sebagai wilayah terselatan Indonesia, kami mendokan Presiden Jokowi agar tetap sehat dalam memimpin bangsa kita tercinta," imbuh politisi PDIP ini.
Simbol Kejayaan
Tokoh masyarakat Sabu, Simon Riwu Kaho menjelaskan, busana adat Sabu yang dipakai Presiden Jokowi membuat masyarakat NTT, terkhususnya masyarakat Sabu bangga.
Baca: Hadir di Sidang Tahunan MPR 2020, Maruf Lebih Pilih Jas Hitam ketimbang Pakaian Adat
"Saya salah satu putra NTT bangga karena presiden Jokowi menggunakan pakaian adat Sabu dalam kegiatan kebesaran negara atau sidang tahunan MPR," kata Simon ketika dihubungi via telepon, Sabtu (15/8).
Simon menyampaikan, pakaian adat Sabu berwarna keemasan melambangkan sosok raja. Orang Sabut sebut 'Deo Rai'. "Tidak sembarang dipakai, kecuali keturunan raja dan pemimpin daerah di saat acara-acara penting," ujarnya.