TRIBUNNEWS.COM, BANDAR LAMPUNG - Suasana duka menyelimuti kediaman almarhum Kepala Dinas Perdagangan Koperasi dan UMKM Kabupaten Tanggamus, Mairosa, di Jalan Pangeran Antasari, Bandar Lampung, Senin (17/8/2020).
Keluarga tak menyangka almarhum meninggal begitu cepat.
Bahkan tak sempat lagi menemani sang putra menjalani prosesi wisuda di Institut Sepulih November (ITS) Surabaya.
"Papi kini tak bisa menemani saya wisuda. Papi pernah bilang, pengan lihat saya wisuda. Saya juga pengen saat wisuda nanti, papi dan keluarga berangkat ke Surabaya," ujar putra almarhum Mairosa, Muhammad Andika, di rumah duka dengan suara lirih, kemarin.
Almarhum meninggal mendadak di dalam toilet kantor sekretariat Pemkab Tanggamus setelah mengikuti Upacara Pengibaran Bendera Merah Putih peringatan Hari Kemerdekaan Ke-75 RI di lapangan pemda kabupaten setempat, kemarin.
Berdasarkan pemeriksaan dokter di RSUD Batin Mangunang Kota Agung disimpulkan almarhum Mairosa meninggal karena serangan jantung.
Dika mengatakan, sang ayah merupakan sosok yang menguatkannya melewati skripsi selama ini.
Saat dirinya stres menyusun skripsi, sang papi selalu memberi motivasi hingga akhirnya dia bisa lulus.
Ia mengaku, tak memiliki firasat apapun akan kehilangan orangtuanya begitu cepat.
Sebelum sang ayah berangkat ke Tanggamus, dirinya bahkan sempat menyalami.
Namun ia mengakui, jika sang ayah beberapa hari terakhir mengeluhkan sakit di bagian bahu belakang.
Sementara ibunda Dika yang juga istri almarhum, Sri Hardiyanti, masih terlihat terpukul kehilangan sang suami.
Saat para kerabat datang, tangisnya tak terbendung.
Sejumlah kerabat pun berusaha menenangkannya.
"Mohon doanya ya ibu. Mohon dimaafkan kalau bapak ada salah. Terima kasih semuanya," ucap Sri sambil memeluk kerabatnya tersebut.
Sri menuturkan, tidak ada hal yang aneh pada sang suami saat pagi hendak bertugas di Tanggamus.
Sebelumnya, almarhum memang pernah mengeluhkan nyeri di bagian punggungnya.
"Beliau pernah minta pijit karena nyeri punggungnya, terus katanya sudah hilang usai dipijit," kata Sri.
Jenazah almarhum sendiri tiba di rumah duka pukul 13.00 WIB dari Tanggamus.
Almarhum langsung dimakamkan di pemakaman umum setempat sekitar pukul 14.00 WIB.
Almarhum meninggalkan seorang istri dan dua orang anak.
Bupati Tanggamus Dewi Handajani mengucapkan duka sedalam-dalamnya atas meninggalnya Mairosa.
"Almarhum meninggal saat melaksanakan tugas sebab beliau masih bertugas menghadiri rangkaian upacara 17 Agustus Kemerdekaan Indonesia, namun Allah memanggilnya," kata Dewi.
Menurut Dewi, almarhum Mairosa adalah sosok ASN dan kepala OPD yang berkomitmen dengan tugasnya.
Dan selalu menjalankan tugas yang jadi tanggung jawabnya.
Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan KB Tanggamus, Edison, menuturkan, dirinya dan Mairosa sama-sama ke toilet setelah upacara 17 Agustus.
Kemudian ia berangkat ke makam pahlawan.
Usai dari makam pahlawan dan akan menyaksikan siaran Upacara Detik-detik Proklamasi di kantor Pemkab Tanggamus, Edison kembali ke toilet.
"Saya masih lihat pintu toilet yang tadi dimasuki Mairosa masih terkunci, saya gedor-gedor tidak ada jawaban. Saya curiga, jangan-jangan yang di dalam ini masih Mairosa, terus saya minta tolong," terang Edison.
Edison lalu meminta pegawai untuk meliat ke atas, ternyata benar Mairosa masih di dalam.
Mereka lantas mendobrak pintu dan berusaha mengangat tubuh Mairosa.
"Ternyata untuk mengangkatnya butuh beberapa orang lagi, akhirnya minta bantuan seperti Mukifli Novem, Kepada Dinas Tenaga Kerja bahkan sampai Wakil Bupati AM Syafi'i," jelasnya.
Selanjutnya Mairosa dibawa dengan mobil kendaraan dinas BE 10 V ke RSUD Batin Mangunang, Kota Agung oleh Edison, Mukifli dan Heri Haryadi, staf ahli Bupati Tanggamus.
Sampai di rumah sakit langsung masuk ke IGD lantas dilakukan pengecekan dan dinyatakan meninggal sejak awal.(Tribunlampung.co.id/tri/rob)
Artikel ini telah tayang di tribunlampung.co.id dengan judul 'Papi Tak Bisa Temani Saya Wisuda', Kadisdag Tanggamus Meninggal Mendadak Seusai Upacara Bendera,