TRIBUNNEWS.COM - Pegiat konservasi Gunung Prau, Andi Gunawan ikut memberikan penilaian terkait video viral yang menunjukkan seorang pendaki membawa sound portable saat melakukan aktivitas pendakian
Sebelum berkomentar, Andi sedikit menceritakan pengalamannya saat merintis pembuatan tata tertib di pendakian Gunung Prau.
"Kami juga menempatkan alat musik sebagai salah satu barang yang tidak boleh dibawa naik, jelas akan mengganggu kenyamanan yang lain, ya pendaki lain, ya alam itu sendiri," katanya kepada Tribunnews, Kamis (27/8/2020).
Andi melanjutkan, setidaknya ada tiga hal yang mendasar yang dapat digunakan untuk menilai video viral tersebut.
Pertama dirinya memandang fenomena pendaki instan.
Baca: Video Curhatannya Viral, Wanita yang Tak Bahagia setelah Nikah Ini Tanggapi Komentar Negatif Netizen
"Dia mendaki tanpa melewati proses belajar seperti rata-rata pendaki zaman dahulu. Jadi etika pendakianpun belum dia dapatkan," imbuh Andi.
Kedua melihat kejadian tersebut adalah pengaruh dari media sosial.
Andi menuturkan akhir-akhir ini media sosial diramaikan dengan aksi dugem di gunung.
"Seperti di Penanggungan dan beberapa gunung lain, dan tidak ada teguran dari pihak manapun, seakan menjadi pemakluman dan menular ke yang lain," ujar dia.
Terakhir Andi melihat kejadian tersebut tidak lepas dari tanggung jawab dari si pengelola pos pendakian.
Ia menilai perlu adanya ketegasan untuk mengatur saat di pos masuk.
Baca: 7 Perlengkapan Pendakian yang Wajib Dibawa untuk Cegah Hipotermia saat Naik Gunung
"Inilah pentingnya ada pembatasan kuota pendaki di setiap gunung, agar petugas/ranger bisa melakukan pengamanan sesuai kemampuan."
"Bisa jadi karena membludaknya pendaki akhirnya tdk terkontrol barang bawaanya, bisa juga pos/basecamp tersebut belum menerapkan aturan larangan membwa alat musik ke gunung."
"Mungkin sedikit tanggapan dari sudut pandang saya pak, karena saya juga kurang setuju dengan hal ini. Esensi pendakianya jadi hilang," tegas Andi.