TRIBUNNEWS.COM, SELAYAR - Meski ditukar sapi yang ukurannya lebih kecil dan tidak bunting, keluarga Samsuddin (74), warga Desa Kembang Ragi, Kecamatan Pasimasunggu Selayar, Sulawesi Selatan, mengaku menerimanya.
Anak Samsuddin, Syahrul mengatakan, pemberian sapi itu wujud dari sikap tanggung jawab polisi setelah menembak mati sapi milik ayahnya.
"Karena pada dasarnya kepolisian untuk mengayomi masyarakat, mengusahakan keamanan bukan meresahkan keadaan masyarakat," tutur Syahrul, Sabtu (5/9/2020).
Selain itu, Syahrul berharap peristiwa tersebut tidak lagi terulang lagi.
Penyerahan sapi itu dilakukan di Dusun Lajongko, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, pada Sabtu (5/9/2020).
Baca: Sapi Bunting Mati Ditembak Oknum Polisi di Selayar, Pemilik Terancam Tidak Bisa Bayar Kuliah Anak
Baca: Pemain Muda Persib Bandung, Dudung Bersyukur Dapat Kesempatan Tampil Lawan Tira-Persikabo
Kapolres Selayar Kapolres Selayar AKBP Temmangnganro Machmud menyatakan, harga sapi itu Rp 7 juta.
Sebelumnya, polisi sempat menunjukkan seekor sapi kepada Samsuddin.
Namun, Samsuddin ingin ditukar sapi yang mirip dengan sapi yang ditembak mati polisi.
"Saya pikir sudah selesai kasusnya ternyata masih ada hambatan, karena korban ingin sapi yang bagus atau minimal mirip dengan sapinya. Hari ini sudah digantikan sapi baru dengan harga Rp 7 juta," tutur dia.
Seperti diketahui, Samsuddin tak terima saat polisi menembak sapi bunting miliknya. Sapi itu ditembak oleh anggota Polsek Pasimasunggu, Brigpol M.
Samsuddin saat itu mengaku, sapi tersebut sejatinya akan dijual untuk kebutuhan sehari-hari, termasuk biaya kuliah anaknya.
Lalu, saat sedang mencari rumput di Kawasan Asrama Polsek Pasimasunggu, sapi itu tiba-tiba ditembak. Peristiwa itu terjadi pada 16 Agustus 2020.
"Jadi waktu itu sapi ayah dan sapi warga masuk di Kawasan Asrama Polsek. Apalagi keadaan pagar sudah rusak. Saat itu anggota polisi melakukan aksi penembakan," kata Syahrul.(Kontributor Bulukumba, Nurwahidah)