TRIBUNNEWS.COM - Seorang ibu bernama Nuraini (41) dan anak-anaknya tinggal di sebuah gubuk reot di daerah Kampung Jalentreng, Serpong, Tangerang Selatan (Tangsel).
Rumah tak layak huni itu kerap dimasuki binatang, mulai dari tikus, ular, hingga kalajengking.
Lokasinya berada di tepi dataran tinggi dan berbatasan dengan tebing yang dipenuhi pohon bambu rindang.
Rumah semi permanen berukuran sekira 3x6 meter itu berdindingkan triplek dan kain serta beralas tanah.
Baca: Mobil Tabrak Keluarga Pengemis di Pinggir Jalan hingga Tewaskan Ibu, Pengemudi Menangis Histeris
Atapnya genting tanah liat, namun agak renggang karena hanya tersambung terpal di bagian atas yang diganjal pemberat agar tidak mudah terbang.
Masuk dari pintu depan, rumah non-permanen itu langsung terlihat spring bed usang cukup besar.
Alasnya sudah ada yang terlapisi coran semen sebagian. Namun saat memasuki bagian belakang, dapur dan kamar mandi, kondisinya mengenaskan.
Alas tanah, perkakas yang sudah rusak banyak diletakkan begitu saja.
Atap kamar mandi bahkan sudah tidak tertutup karena bangunan miring asbab diterpa angin.
Nuraini bercerita, ia tinggal di rumah reot itu sejak pindah dari rumah mertuanya yang dijual untuk kebutuhan ekonomi.
Baca: Fakta Suami Bunuh Istri Muda Lalu Digantung agar Dikira Bunuh Diri, Anak Sempat Bantu Angkat Mayat
Mulanya, rumah tak layak huni itu diperuntukkan sebagai pondok untuk sekedar berteduh setelah bertani.
Saat Nuraini masih serumah dengan mertuanya, sempat ada kebun kacang di Kampung Jaletreng yang ia garap meskipun bukan pendapatan utama.
Setelah rumah mertuanya dijual, dan suaminya dipecat dari pekerjaannya, pondok itu dijadikan rumah tinggal.
Nuraini tinggal bersama suami dan tiga anaknya, serta seorang cucunya.