TRIBUNNEWS.COM, PANGKALAN KERINCI -- Nasib pilu menimpa seorang bocah laki-laki di Pelalawan, Riau, setelah disiksa, ia dibuang oleh orang tuanya sendri.
Orang tuanya juga menyelipkan secarik surat berisikan pesan yang membuat siapapun yang membaca bisa merinding.
Dua hari terakhir informasi terkait seorang anak laki-laki yang disiksa dan ditelantarkan orangtuanya di Kecamatan Pangkalan Kuras, Kabupaten Pelalawan, Riau viral di media sosial.
Kabar itu terus bergulir hingga Selasa (28/9/2020) ini.
Berdasarkan informasi di Medsos kejadian di Desa Palas Kecamatan Pangkalan Kuras yang ditelantarkan orangtuanya dengan bermodalkan selembar kertas bertuliskan pesan.
Isinya cukup menohok dan menggugah perasaan ditambah lagi dengan foto korban dengan luka di pipi.
"Nak, maaf mamak tam terpaksa saya tinggalkan kamu di jalan, karena saya tidak sanggup melihat kamu menderita atau tersiksa karena kebandelan mu. Setiap hari kami bikin masalah. Maafin mamak nak, jaga dirimu baik-baik, ya," demikian pesan yang diduga dari ibu korban saat ditemukan warga.
Selain terluka di bagian pipi, kondisi anak yang masih disembunyikan identitasnya ini mengalami luka pada kakinya.
Tepatnya di bagian kuku yang diduga dicabut menggunakan tang penjepit.
Rambut korban juga mengalami serupa dan dicabut paksa menggunakan alat serupa.
Kapolsek Pangkalan Kuras, Kompol Ahmad, melalui Kanit Reskrim Ipda Esafati Daeli, saat dikonfirmasi membenarkan kejadian tersebut.
Lokasinya berlangsung di Desa Dundangan Kecamatan Pangkalan Kuras, tepatnya di areal PT Safari Riau.
Anak malang itu telah diamankan polisi di Polsek Pangkalan Kuras di kantor untuk menangani kekerasan yang dialami korban.
"Korban sudah kita amankan di kantor dan sekarang sedang kita tangani perkaranya, setelah dapat informasi dari Medsos," ungkap Esafati Daeli kepada tribunpekanbaru.com, Selasa (28/9/2020).
Kanit Esafati menyebutkan, pihaknya telah menelusuri riwayat keluarga korban dan menemukannya di perusahaan perkebunan kelapa sawit PT Safari Riau.
Ayah dan ibu korban telah dipanggil untuk dimintai keterangan terkait kondisi anaknya yang diduga disiksa dan ditelantarkan di jalan.
Barulah diketahui alasan orangtuanya melakukan hal keji itu terhadap anak yang masih berusia 8 tahun itu.
Menurut pengakuan orangtua korban, anak tersebut sangat bandel dan sering mencuri meskipun sudah dinasehati.
Bahkan sasaran pencuriannya di rumah-rumah tetangga orangtuanya di komplek perumahan perusahaan.
Hal itu yang membuat mereka malu hingga akhirnya memberikan pelajaran dengan memukul serta menelantarkan korban.
"Infonya kaki korban kukunya dicabut pakai tang. Kemudian kepalanya dipukul juga. Ini yang akan kita dalami lagi," tandas Esafati.
Ia menyebutkan, sampai saat ini belum ada laporan polisi dari pihak manapun yang masuk ke polsek.
Pihaknya melibatkan komisi perlindungan anak, aparat pemerintahan setempat, serta instansi terkait.
Lantaran perkara anak dibawah umur yang penanganannya harus berhati-hati.
Polsek akan mengupayakan jalur kekeluargaan untuk menuntaskan persoalan tersebut.
Ayah korban yang berasal dari Pulau Nias Sumatera Utara itu merupakan tulang punggung keluarga yang menghidupi istri dan enam orang anaknya, korban merupakan anak keempat.
Jika ayahnya diproses hukum hingga ditahan tentu nafkah untuk anak-anaknya akan tersendat dan dipecat dari perusahaan.
"Ini pertimbangan kemanusiaan saja. Tapi masih diproses sampai sekarang," imbuhnya.
( Tribunpekanbaru.com / Johannes Wowor Tanjung)
Artikel ini telah tayang di Tribunpekanbaru.com dengan judul Seorang Anak Disiksa dan Dibuang Orang Tua Bersama Selembar Surat, Pesannya Bikin Merinding