TRIBUNNEWS.COM, DELISERDANG - Puluhan ibu asal Desa Tanjung Sari, Kecamatan Batang Kuis unjuk rasa ke kantor Bupati Deliserdang, Jumat (2/10/2020). Turur mendampingi para ibu, sejumlah pria.
Kedatangan mereka untuk menuntut agar Bupati Ashari Tambunan memberhentikan Kepala Desa M Hidayah alias Wiwid alias Ahok.
Mereka menuding oknum Kades tersebut telah berbuat amoral dengan membawa seorang janda ke hotel yang ada di kawasan Sibolangit.
Mereka datang dengan membawa beragam poster dan spanduk bertuliskan kecaman begitu semangat ketika menyampaikan orasi.
Selain itu juga ada boneka pocong berkain putih yang dibuat dengan tulisan "Ahok".
Secara bergantian mereka mengatakan tidak pantas seorang pemimpin melakukan hal tersebut.
"Kami malu punya Kades seperti dia. Udah punya istri dan anak tapi macam-macam sama janda. Udah viral dan heboh di desa tapi enggak ada malunya. Kami malu punya Kades seperti itu," ujar Surani (58), warga dusun V.
Bersama ibu-ibu lainnya mereka mengatakan kepada wartawan kalau selama ini oknum Kades tersebut arogan terhadap masyarakat.
Meskipun dengan yang masih ada hubungan keluarga, sang akdes disebut berani mengucapkan kata-kata kotor. Selain itu juga kepemimpinannya dianggap tidak pernah adil.
"Enggak usah dibilang lah seperti apa yang diucapkannya kalau ngomong. Saya saja masih ada hubungan famili sebenarnya sama dia. Memang benar saya bukan pemilihnya dulu karena mulutnya yang kotor itu. Kalau mau ngurus surat macam menghina dia. Bagi BLT juga ntah gimana karena yang miskin banyak yang enggak dapat," ucap Surani.
Sementara itu Hariati (50), warga lainnya menambahkan sangat kecewa dengan perilaku oknum Kades tersebut.
Baca: Oknum Kepala Desa Cabuli Gadis 15 Tahun, Bermula Diajak Jalan-jalan lalu Dicekoki Miras Oplosan
Menurutnya tidak pantas kalau Kades punya hubungan gelap dengan seorang janda yang juga merupakan warganya.
Mereka mengaku kasihan dengan istri Kades karena janda beranak 3 itu hubungan rumah tangganya jadi hancur.
"Ke hotel ketauan dan ada videonya. Udah heboh warga. Katanya cuma rekreasi. Harusnya jadi panutan, pemimpin bukan seperti itu," kata Hariati.