TRIBUNNEWS.COM, MEDAN - Usai lakukan aksi unjuk rasa di DPRD Sumut sejak pagi, tampak ratusan orang melanjutkan aksi blokade jalan di sekitaran Plaza Medan Fair, Jumat (8/10/2020) malam.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, aksi blokade jalan dimulai pukul 6 sore jelang waktu maghrib dari depan Plaza Medan Fair hingga perempatan Jalan Gatot Subroto.
Takut akan ada kericuhan, sejumlah pedagang yang biasanya mangkal di dekat Sky Cross Plaza Medan Fair, pontang pantinh melarikan diri menjauh dari aksi blokade jalan tersebut.
Diantaranya ada Parjo, penjual sate yang pontang panting membawa lari barang dagangannya.
Naas, saat melarikan diri dari keramaian, meja dan gelas-gelas jualannya tertinggal di lokasi.
"Tadi mulai jam 6 sore mereka ngumpul. Tau bakal ricuh, Buru-buru kaburlah. Carrefour ini sasaran mereka. Barang-barang jualan pun ketinggalan di sana, udah hancurlah rasaku. Daripada nanti bahaya kejebak, yaudalah tinggalin aja," ungkap Parjo kepada Tribun-Medan.com.
Baca: KPK Jebloskan Penyuap Mantan Hakim Tipikor Medan ke Lapas Surabaya
Senada dengan Parjo, Bahrum yang berdagang mainan anak bahkan tidak sempat menyelamatkan barang dagangannya lantaran sudah takut akan terjadi kericuhan.
Ia bahkan ia sampai lupa memakai sandal.
"Terkejut tadi rame-rame bawa kereta ngetrek-ngetrek. Apalagi tadi ada polisi katanya mau datang. Buru-buru tadi jualan dicampakkan ke deket ruko. Lari lah, inipun lupa pake sendal ketinggalan. Daripada kena kepung kita," kata Bahrum.
Selang abis azan maghrib, tampak aparat kepolisian langsung mengusir ratusan massa dengan menggunakan gas air mata.
Massa hingga warga yang tidak ikut langsung lari menjauh.
Akibatnya, sejumlah barang seperti helm, karpet, hingga helm tertinggal di dekat la lintas persimpangan Jalan Gatot Subroto dan Jalan Iskandar Muda.
Satu unit mobil polisi dibakar massa Tolak UU Cipta Kerja, di Jalan Sekip, Kota Medan, Kamis (8/10/2020).
Mobil tersebut terbakar habis tepat di tengah Jalan Sekip.