TRIBUNNEWS.COM, SUKABUMI - Adanya kajian potensi tsunami 20 meter di selatan Jawa yang dikeluarkan oleh Institut Teknologi Bandung (ITB), berdampak bagi pedagang di selatan Sukabumi, Jawa Barat.
Tepatnya di wilayah Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi.
Wilayah Palabuhanratu menjadi salah satu wilayah paling terdampak jika tsunami itu benar-benar terjadi.
Dampak dari hebohnya kajian itu pun dirasakan oleh para pedagang.
Salah satunya oleh Dedi, seorang pedagang es kelapa di Alun-alun Palabuhanratu.
Dedi mengaku omzet atau penghasilannya menurun sekitar 25 persen akibat hebohnya kajian tersebut.
Baca juga: Heboh Kajian Potensi Tsunami 20 Meter, Warga Pesisir Pantai Cikembang Mengungsi: Dikira Secepatnya
"Jadi bukan dari Covid-19, ada Covid-19 mah bagus, pas ada heboh kajian tsunami menurun, menurun sekitar 25 persen, karena orang luar yang mau ke sini juga kemungkinan takut, makanya sepi dan omset menurun," ujarnya, Kamis (15/10/2020).
Menurutnya, hal ini kembali terulang setelah adanya isu tsunami di Palabuhanratu pasca wilayah Sumur, Banten diterjang tsunami beberapa tahun lalu.
"Ini jadi kayak pas dulu ada isu tsunami sehabis tsunami di Banten," katanya.
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Gara-gara Kabar Potensi Tsunami 20 Meter, Omzet Pedagang di Sukabumi Turun 25 Persen