TRIBUNNEWS.COM, PONOROGO - Satuan Reserse dan Kriminal Polres Ponorogo memanggil lima pemeran perempuan dan dua pria pengambil gambar menyusul viralnya video lima perempuan rebutan laki-laki, di media sosial.
Ketujuh warga itu dimintai keterangannya terkait aksi mereka yang menghebohkan jagat dunia maya sejak kemarin.
Kepala Satuan Reserse dan Kriminal Polres Ponorogo, AKP Hendi Saptahadi menyatakan, lima perempuan dalam video sekaligus dua pria yang mengambil gambar masih sementara diperiksa polisi.
Tak hanya itu, polisi juga memanggil keluarga, perangkat desa dan pihak sekolah mereka yang diperiksa itu.
“Kami masih wawancara termasuk pihak keluarga, sekolah dan perangkat desa,” kata Hendi, yang dihubungi Kompas.com, Selasa (20/10/2020) malam.
Baca juga: 2 Tahun Nikah Cuma Bercinta 1 Kali, Istri Ungkap Kisah Pilunya, Suami Kerap Menyalahkan Karena Ini
Hendi mengatakan, lima perempuan, dua pria itu dipanggil polisi setelah setelah dua buah video berisi lima perempuan beradu mulut berebut lak-laki viral di media sosial.
Video berdurasi 30 detik tersebut diambil di Monumen Bantarangin, Kecamatan Kauman, Kabupaten Ponorogo.
Tangkapan video itu diunggah di akun Instagram @ ponorogo.update serta grup Facebook Info Cepat Wilayah Ponorogo Tanpa Sensor pada Senin (19/10/2020).
Hingga Selasa (20/10/2020) tangkapan gambar video itu di akun Instagram @ponorogo.update sudah mendapatkan tanda suka sebanyak 5.046 nitizen dan dikomentari 597 orang.
Sementara video yang diunggah di grup Facebook sudah dihapus.
Dalam video yang beredar terlihat empat perempuan ABG mengelilingi seorang perempuan lain yang duduk di sepeda motor.
Kelimanya terlibat adu mulut serta saling membentak.
Sementara itu, dalam video kedua, perempuan yang duduk di atas motor dituding sebagai perebut pacar.
Hendi mengatakan, tujuh orang yang dipanggil polisi enam masih remaja dan satu sudah dewasa.
Satu pria yang sudah dewasa berperan mengambil video ketika lima perempuan cekcok rebutan cowok.
Ia mengatakan, video yang viral itu bukan sengaja dibuat. Namun, persoalan itu benar-benar terjadi karena masalah rebutan seorang pria.
Polisi akan terlebih dahulu memediasi antar pihak terkait seperti keluarga, sekolah dan perangkat desa.
Hendi meminta masyarakat lebih bijak dalam bermedia sosial.
Selain itu bila ingin memviralkan sesuatu diharapkan hal yang baik dan bermanfaat bagi banyak orang.