Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Isu ketahanan pangan menjadi sentral di masa pandemi Covid-19.
Hampir seluruh negara alami kecemasan akan ketersediaan pangan.
Karenanya, negara-negara seakan berlomba melakukan inovasi teknologi dalam dalam upaya pencapaian kedaulatan dan kemandirian pangan agar ketahanan pangan bisa tercapai dan terjaga.
Tak terkecuali Indonesia.
Salah satu elemen anak bangsa juga melakukan inovasi yang diinisiasi oleh Tim Riset Elon Farm yang dikomandoi oleh Doktor Lulusan IPB Doktor Joel.
Baca juga: Pacu Kinerja Pertanian Sukabumi, Mentan Perkuat Akselerasi Hulu Hingga Hilir
Inovasi Tim Riset Elon Farm ini berhasil membuat metode Freshwater Aquagriculture yang bisa mengoptimalkan lahan dalam sebuah ekosistem resirkulasi air dan membudidayakan setidaknya empat komoditas seperti ikan, udang galah, sayuran dan mutiara air tawar dalam satu system.
"Metode ini sudah berjalan dan sudah berkembang di beberapa titik skala industri di kawasan Bogor, Jawa Barat," ujar Joel, dalam keterangannya, Kamis (22/10/2020).
Kini, tim riset Elon Farm sedang mengembangkan Marine Aquagriculture sebagai langkah selanjutnya.
Baca juga: Mentan di Forum Agriculture, Anak Muda Harus Terbiasa Dengan Teknologi dan Digital
Joel menjelaskan Marine Aquagriculture adalah sebuah terobosan metode yang sama dengan Freshwater Aquagriculture.
Perbedaannya, Marine Aquagriculture menggunakan air laut dan komoditas yang dikultur adalah ikan kerapu, kerang abalon, tiram mutiara dan anggur laut.
"Marine Aquaponic akan menjadi salah satu solusi masa depan dalam memproduksi pangan dari komoditas hasil laut secara masif untuk kebutuhan dalam negeri maupun ekspor, dan tentu ini yang pertama di dunia," tegasnya.
Selain untuk produksi pangan berbasis air laut, Joel mengatakan Marine Aquagriculture dapat dikombinasikan dengan marine ecotorism.
Berbekal fasilitas yang modern dan bersih, Joel mengatakan hal tersebut akan menarik wisatawan lokal maupun mancanegara.
"Kami bersama tim saat ini sedang instalasi system. Semoga inovasi ini sebagai tonggak kemajuan bangsa Indonesia khususnya di dunia ketahanan pangan, dan hasilnya akan terlihat pertengahan Desember 2020 ini,"