"Dua minggu sebelum ibu meninggal, dia mengaku melihat Treni pulang. Saat itu ibu sudah sakit cukup parah," ujar Trena yang selama ini tinggal bersama orang tuanya.
Sujud syukur dilaksanakan di masjid tak jauh dari rumah.
Seluruh keluarga ikut melaksanakannya, termasuk ayah kandung mereka, Enceng Dedi (59).
Baca juga: 20 Tahun Terpisah, Trena dan Treni Menangis Haru Saat Bertemu di Jok Belakang Mobil
Keluarga kemudian menuju makam Enok Rohaenah, tak begitu jauh dari masjid.
Treni yang tak sempat bertemu ibu kandungnya sejak usia dua bulan, sempat menitikkan air mata.
Baca juga: Elektronifikasi Transaksi Pemerintah melalui QRIS pada Pemerintah Daerah Kota Cirebon
Bersama Trena dan keluarga besarnya, Treni pun dengan khusyu mendoakan ibu kandungnya, dipimpin seorang ustad setempat.
"Saya memang tidak sempat bertemu ibu. Kami berpisah ketika saya masih bayi berusia dua bulan.
Saya tahu dari cerita bapak," ujar Treni.
Kembar Trena Treni yang masih balita saat itu memang kerap sakit-sakitan.
"Sesuai petuah orang tua, keduanya lalu dipisahkan agar tidak sakit lagi.
Saat itu kami masih tinggal di Maluku sebagai transmigran," kata Enceng.
Trena dititipkan kepada tetangga asal Garut. Sedangkan Treni kepada Rini (58) yang hingga kini jadi orang tua asuh Treni.
Lalu muncullah kerusuhan Maluku tahun 1999. Trena kembali dibawa pulang ke Tasikmalaya.
Sementara Treni dibawa Rini ke kampung halamannya di Malang, Jatim.
Sejak itulah kembar Trena dan Treni terpisahkan selama 20 tahun.
Hingga keduanya akhirnya dipertemukan kembali berkat aplikasi Tik Tok. (*)
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Akhirnya Bertemu Langsung, Kembar Trena dan Treni Sujud Syukur dan Ziarah ke Makam Ibu Kandung