Kasat Reskrim Polres Berau AKP Rido Doly Kristian mengatakan dari hasil keterangan tersangka, ia mengakui semua perbuatannya dan melakukan pembunuhan tersebut seorang diri.
"Hasil pemeriksaan sementara pembunuhan itu dilakukan satu orang sesuai dengan keterangan tersangka, namun demikian nanti kita lihat perkembangannya," ujarnya.
Sementara untuk motif pelaku nekat menghabisi korbannya karena merasa terganggu dengan ancaman si korban.
Masih dari hasil pemeriksaan, tersangka membuang jenazah korban ke kolam yang ada penangkaran buaya untuk menghilangkan jejak.
Sebelum menghabisi nyawa korban, RA terlebih dulu menjemput korban di depan RSUD dr Abdul Rivai Berau, sementara kendaraan korban disimpan di parkiran RSUD dr Abdul Rivai.
Sadisnya lagi, pelaku sempat melakukan rudapaksa pada korban, sebelum membunuhnya dengan mencekik leher korban menggunakan tali yang telah dipersiapkan pelaku.
Sementara motif pelaku sendiri menghabisi nyawa korban karena merasa terancam oleh korban yang akan melaporkan perbuatannya ke keluarga pelaku.
4. Mayat pria dengan tangan dan kai terikat di tumpukan sampah
Mayat pria tanpa identitas ditemukan di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Punggur, Kelurahan Nongsa, Batam, Kepulauan Riau (Kepri).
Jasad korban pertama kali ditemukan oleh pemulung pada Rabu (28/10/2020).
Saat ditemukan, jasad korban dalam kondisi tangan terikat ke belakang dan kepala terbungkus karung.
Mayat pria tersebut memakai kaus merah, celana pendek berwarna biru serta memiliki tato di lengan sebelah kiri.
Dikutip dari TribunBatam.id, mayat yang ditemukan di antara tumpukan sampah tersebut diduga korban pembunuhan.
Polisi mengungkapkan sejumlah ciri-ciri fisik yang berhasil dikenali dari mayat tersebut.
Dari olah Tempat Kejadian Perkara (TKP), diketahui ada tato di lengan kiri korban.
Saat ditemukan, ia menggunakan baju berwarna merah dan celana jeans pendek hitam.
"Kulitnya sawo matang, tingginya sekitar 157 sentimeter, badannya gempal dan rambutnya panjang," kata Kanit Polsek Nongsa Iptu Sofyan.
Joko pengawas TPA Punggur mengatakan sejak Rabu pagi hingga mayat ditemukan sudah ada 10 mobil pengangkut sampah yang datang.
"Nanti polisi yang akan melacaknya," sebut Joko.
Baca juga: Misteri MR X di Tengah Tumpukan Sampah, Diduga Korban Pembunuhan, 18 Sopir Truk Sampah Diperiksa
Baca juga: Aksi Heroik Serka Erik, Uha dan Deny Nyemplung ke Gorong-gorong demi Sampah, Rela Mandi Lumpur
Ia belum tahu mobil mana dari 10 mobil yang membuang sampah di kapling tempat mayat ditemukan.
Sejauh ini Joko hanya bisa memastikan, mayat pria yang ditemukan pemulung baru dibuang ke TPA Punggur.
Inafis Polresta Barelang sudah mengevakuasi mayat berlabel Mr X itu ke Rumah Sakit Otoritas Batam.
5. Mayat remaja pria terikat di kubangan air Bukit Jamur, sidik jari rusak
Jasad remaja tersebut ditemukan dua orang santri yang sedang mencari mangga di Bukit Jamur pada Jumat (30/10/2020) pukul 16.00 WIB.
Hingga kini penyidik gabungan Polres Gresik dan Polsek Bungah masih mencari identitas mayat remaja laki-laki yang tangannya terikat tali mengapung di kubangan air Bukit Jamur, Kecamatan Bungah.
Kesulitan penyidik menguak jatidiri korban karena sidik jari korban sudah rusak.
Di sisi lain, saat ditemukan tak ditemukan identitas apa-apa.
Kapolsek Bungah, AKP Sujiran, mengatakan jasad remaja saat ditemukan sudah rusak dan wajahnya sulit dikenali.
Diduga kuat, korban mengapung di kubangan selama empat sampai lima hari.
"Jari tangannya sudah rusak, wajahnya membengkak," ucapnya, Sabtu (31/10/2020).
Korban yang ditemukan hanya mengenakan pakaian putih, kondisi kedua tangannya terikat tali tampar di punggung, kemudian kedua kaki juga terikat.
Diduga kuat, korban sengaja dihabisi lalu dimasukkan kolam.
Tidak ada identitas korban yang ditemukan petugas di lokasi kejadian.
Remaja tersebut diperkirakan masih berusia 13 - 15 tahun.
Sujiran mengaku, sebelum penemuan mayat, tidak ada laporan orang hilang di Polsek Bungah.
Baru ada orang tua asal Sidokumpul, Bungah datang ke kantor polisi setelah adanya penemuan mayat.
Mereka melaporkan, anaknya seorang laki-laki masih remaja belum pulang ke rumah selama dua hari.
"Sampai hari ini, kedua orang tersebut masih belum yakin kalau itu anaknya," terangnya.
Kedua orang tersebut diperiksa selama 7 jam lamanya.
Mulai pagi hingga pukul 16.00 WIB.
Mereka membawa ijazah untuk dicocokkan sidik jari korban, ternyata sidik jari korban sudah rusak.
Baca juga: Kondisi Sidik Jari Rusak, Polisi Kesulitan Identifikasi Mayat Pria di Kubangan Air Bukit Jamur
Sujiran mengimbau kepada masyarakat, jika kehilangan anggota keluarga yang masih berusia 13 - 15 tahun untuk lapor ke kantor polisi.
"Saya mengimbau kepada masyarakat di Gresik maupun luar Gresik, kira-kira anaknya yang belum pulang bisa berkoordinasi dengan Polsek Bungah atau Polres Gresik," tegasnya.
Kini polisi masih berusaha mencari identitas korban untuk menguak siapa pelaku pembunuhan. (tribun network/thf/Tribunnews.com/TribunSolo.com/Kompas.com/TribunBatam.com/Surya.co.id)