TRIBUNNEWS.COM – Liana Kristiani, tak malu mengenakan mahkota khas meski berseragam Linmas (Perlindungan Masyarakat).
Berbalut ban lengan oranye di lengan kirinya, ia rela mengenalkan sosok Linmas Pariwisata (Linpar) milik Kota Solo.
Di setiap event wisata dan budaya, Liana bersama petugas Linpar lainnya pun digerakkan untuk mengawal berlangsungnya acara.
Terutama menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat dan wisatawan.
Contohnya adalah pada kegiatan Boyong Kecamatan, Liana dan belasan Linpar berada di depan rombongan.
“Kita pakai mahkota dan pakai ban lengan tulisan Linmas Pariwisata di situ. Barisan depan untuk pengaman rombongan peserta acara,” jelasnya ditemui Tribunnews.com Kamis (5/11/2020).
Baca juga: Lewat Video Singkat, Ganjar Pranowo Ajak Masyarakat Terus Bersatu Melawan Pandemi Covid-19
Atribut mahkota yang dikenakannya saat itu membuat orang bertanya. Bagaimana tidak jika para petugas berseragam Linmas serba hijau mengenakan juga mahkota untuk menghiasi kepala.
“Banyak yang heran Linmas kok seperti itu. Tapi justru mahkota itu sebagai simbol pariwisata. Kita sekaligus mengenalkan inilah Linmas Pariwisata yang dimiliki Kota Solo untuk menjaga keamanan dan kenyamanan berpariwisata,” ucap dia.
Lalu di kegiatan-kegiatan lain, seperti kunjungan UNESCO ke Solo, Linpar dihadirkan untuk menyambut turis-turis dalam rombongan kunjungan.
Lagi-lagi Liana dan rekan Linpar mengenakan seragam dinas Linmas bermahkota serta ban lengan oranye.
“Hal itu menjadi kesempatan kita untuk promosi lagi. Ini lho Linmas Pariwisata, petugas yang mengamankan wisata,” katanya.
Suka duka sebagai petugas Linpar pun pernah dialami ibu dua anak itu. Tak sedikit yang memandang sebelah mata pekerjaannya sebagai Linmas.
“Dulu pernah saat menjadi pagar betis event acara, para penonton nekat menerobos barisan Linmas, padahal sudah aturan agar menjaga jarak tapi tidak diindahkan,” cetus Liana.
Sementara terkait pengalaman, Liana mengaku mendapat lebih banyak hal berkesan dibanding duka menjadi Linpar.