Bella menyebut, berdasarkan hasil hitung-hitungan pihaknya, tingkat trauma korban berada di skor 65-70.
Artinya pemulihan bisa cepat dilakukan, dengan catatan lingkungan di sekitar rumahnya, maupun teman-teman di sekolahnya ikut mendukung korban melupakan kejadian tersebut.
“Lingkungan harus punya pikiran positif kepada korban.
Kalau lingkungan punya pikiran negatif itu akan membuat korban jadi down lagi.
Lingkungan harus berpikiran positif, jangan ungkit kejadian yang menimpa korban kemarin.
Kalau diungkit, emosi korban pasti bergejolak lagi karena dia ingat dengan kejadian pahit yang dialami.
Jangan sampai korban merasa sudah tidak punya harga diri, takutnya nanti jadi lebih depresi,” jelas Bella.
Saat ini banyak masyarakat yang bertanya-tanya mengapa korban bisa menghilang selama dua hari bahkan sempat menginap di rumah salah satu pelaku.
Di hari pertama, sebut Bella, korban memang kehabisan bensin dan tidak bawa uang.
Kondisi itu yang bikin korban bingung lalu menghubungi pacarnya.
Namun oleh sang pacar korban justru diajak ke rumah temannya yang korban sendiri tidak kenal sehingga korban akhirnya disetubuhi oleh beberapa pelaku.
“Usai kejadian itu korban mau pulang, tapi para pelaku menakut-nakuti korban katanya pulang malam pasti dimarahi oleh ibunya.
Sehingga korban akhirnya mau menginap di rumah pelaku itu.
Ini masih kami selidiki lagi, kenapa korban bisa takut sama ibunya sendiri, ketimbang dengan laki-laki yang tidak dia kenal.