TRIBUNNEWS.COM, JAMBI - Dahulu, air bersih menjadi barang yang spesial bagi warga Desa Air Hitam Laut, Tanjung Jabung Timur, Jambi.
Sebelum program revitalisasi ekonomi yang dilakukan Badan Restorasi Gambut (BRG) warga Desa Air Hitam Laut memanfaatkan air dengan menampung air hujan.
“Jadi kalau air hujan di musim kemarau habis, kita hanya bisa minum air parit,” kata Ketua Kelompok Organisasi Remaja Jawa (Porja) Junaidi.
Junaidi mengatakan air yang diperoleh dari hujan dan parit itu biasanya langsung dimanfaatkan, tanpa disaring.
Baca juga: Jokowi Angkat Isu Ekonomi dan Keamanan di KTT ASEAN-Australia
Tetapi, perjuangan bertahun-tahun mencari air bersih itu berubah pada 2018.
BRG memberikan bantuan alat penyaring air. “Bantuan berupa penyaring air RO dan Oxy. Alhamdulillah kualitasnya sudah layak minum,” ucap dia.
Junaidi mengatakan program pemurnian air ini dimulai dengan membuat sumur bor. Kelompok Porja yang dia komandoi mendapat bantuan pendanaan dari pemerintah desa.
Dari bantuan ini, Junaidi dan 14 orang remaja mendirikan depot air isi ulang dan mulai berjalan pada November 2019. Kini setelah setahun berjalan depot air bikinan Porja telah menuai hasil.
Dengan harga jual Rp 10 ribu per isi ulang, Junaidi mengatakan keuntungan yang didapat dari bisnis air isi ulang mencapai puluhan juta.
Baca juga: Ini Alasan Tubuh Harus Segera Mandi dan Keramas Setelah Terkena Air Hujan
"Pada Agustus-September itu omzetnya kurang lebih Rp 30 juta. Kalau keseluruhan pengeluaran hampir Rp23 juta," ucap dia.
Junaidi mengatakan, mendengar omzet itu banyak warga yang terinspirasi membuka depot air isi ulang. Kini, kata dia, terdapat tiga depot yang kepemilikannya pribadi.
Meski mendapat saingan bisnis, Junaidi bersyukur. Sebab, usaha depot air itu dapat membuka lapangan kerja baru. "Mereka yang belum mendapat pekerjaan, bisa masuk ke depot-depot itu," ujar dia.
Selain menjadi konsumsi warga, depot air minum Porja Desa Air Hitam Laut juga menopang kegiatan puskesmas dan kemasyarakatan.
Junaidi menyebut air isi ulang depotnya juga menjadi konsumsi bagi petugas pemadam kebakaran.
Junaidi mengatakan memberi bantuan konsumsi air secara gratis.
Sebab, sebelum adanya depot di desa itu, petugas pemadam kebakaran harus menghabiskan puluhan juta untuk membeli konsumsi air.
"Alhamdulillah kebakaran kemarin membantu air beberapa galon kita sumbangkan ke petugas pemadam Manggala Agni," kata dia.
Selain memberi logistik, Junaidi menyebut anggota Porja juga kerap diajak untuk menjaga lahan gambut dari kerusakan. "Anggota Porja alhamdulillah diutamakan oleh Taman Nasional Berbak Sembilang. Selain itu, anggota Porja juga menjadi bagian dari Masyarakat Mitra Polhut," ucap dia.
Berita ini tayang di Kontan dengan judul: BRG dorong restorasi ekonomi dengan memanfaatkan air hujan