Panewu Kapanewon Cangkringan, Suparmono mengatakan bahwa sempat terjadi lonjakan pengungsi hingga 203 pengungsi.
Penambahan pengungsi paling banyak dari warga usia dewasa.
"Sampai tadi malam, pengungsi di barak naik lagi. Dari 185 jadi 198. Sempat 203, itu yang paling tinggi. Saya lihat penambahannya paling banyak dari dewasa, dewasa ada 52," katanya, Jumat (13/11/2020).
Menurut Panewu Cangkringan, jumlah pengungsi cenderung fluktuatif.
Hal itu karena pengungsi ingin memastikan rumah dalam keadaan aman.
Meskipun sudah ada petugas di Pos Kamling Kalitengah Lor, warga tetap ingin memastikan kondisi rumahnya.
Selain itu, banyak pengungsi memiliki ternak, sehingga harus mencari rumput dan merawat ternak.
"Nanti malam ke sini lagi. Kalau siang mereka sudah merasa aman, karena bisa mengamati gunung secara visual. Harapan kami kalau malam itu mereka ada di sini karena lebih aman," terangnya.
Ia menambahkan, selain pengungsian di Balai Desa Glagaharjo, Kapanewon Cangkringan juga menyiapkan barak pengungsian Gayam, Argomulyo.
Barak Gayam saat ini sudah siap digunakan, jika sewaktu-waktu jumlah pengungsi terus bertambah.
"Barak Gayap posisi sudah siap untuk menampung 350 pengungsi. Sudah ada sekat semua, termasuk di SD Bronggang dan SMP Sunan Kalijaga, juga ada rumah warga yg diperbolehkan untuk mengungsi,"tambahnya.
"Jadi, manakala di sini (Balai Desa Glagaharjo) penuh nanti pindah ke Gayam karena memang warga Glagaharjo itu ngungsinya di Gayam,"tutupnya.
Pengungsi Gunung Merapi Jalani Tes Swab
Pengungsi Gunung Merapi yang berada di Kantor Desa Balerante, Kecamatan Kemalang, Kabupaten Klaten menjalani Tes Usap atau Swab Test, Jumat (13/11/2020).