TRIBUNNEWS.COM, PALEMBANG - Tim Densus 88 mengamankan seorang pria berinisial A (35) yang diduga terlibat jaringan terorisme, Senin (30/11/2020).
A ditangkap di konter handphone miliknya yang berada di Komplek Perumnas Talang Kelapa RT 24 Kelurahan Talang Kelapa, Kecamatan Alang-Alang Lebar Kota Palembang.
Selain meringkus A, Tim Densus 88 juga membawa sejumlah barang bukti hasil penggeledahan.
Di antaranya celana loreng, buku jihad, besi menyerupai mata panah dan tiga kotak peluru serta barang-barang lainnya.
Rizwan (53), Ketua RT 13 Kelurahan Talang Kelapa yang menyaksikan langsung penggeledahan di rumah A mengatakan, polisi berhasil mengamankan sejumlah barang dari dalam kediaman A.
"Banyak barang yang diamankan. Salah satunya buku jihad dan fotokopi dari buku yang berjudul mengatasi masalah konflik. Saya bisa tahu karena ditunjukkan polisi," ujar Rizwan saat ditemui, Selasa (1/12/2020).
Selain itu, polisi juga mengamankan sejumlah barang lain.
Di antaranya ketapel, baju kaos dan celana bermotif loreng serta 3 kotak peluru senapan angin.
Satu di antaranya seperti sudah pernah dipakai dan 2 kotak lain masih dalam keadaan utuh.
"Ada juga satu besi stainless yang diruncingkan seperti senjata anggar tapi tidak ada pegangannya. Itu juga dibawa polisi," ujarnya.
Satu barang yang menarik perhatian Rizwan adalah tenda milik A yang juga turut diamankan petugas.
Dari situ, Rizwan baru mengetahui bahwa A ternyata sering berburu dan menginap di kebun karet yang cukup banyak terdapat di sekitar kawasan tempat tinggalnya.
"Yang jadi saksi penggeladahan kemarin, ada saya sama satu sepupunya. Waktu lihat polisi bawa tenda, saya baru tahu dari sepupunya bahwa A ternyata suka berburu di sekitar kebun karet di sini. Saya sendiri tidak tahu, apakah memang benar-benar berburu atau seolah-olah menganggap kegiatan itu sebagai latihan dari jaringan yang dia ikuti, ya kita tidak tahu," ujarnya.
Pribadi Tertutup
Rizwan (53), Ketua RT 13 Kelurahan Talang Kelapa yang menyaksikan langsung penggeledahan di rumah A mengatakan, pria tersebut dikenal sebagai pribadi yang tertutup dan tidak mudah bergaul dengan warga sekitar.
"Pemahaman dia soal agama sangat jauh berbeda dengan warga pada umumnya. Mungkin itu yang menyebabkan dia sama istrinya tidak mudah bergaul dengan warga sekitar," ujarnya saat ditemui, Selasa (1/12/2020).
Diketahui, A sudah tinggal di kawasan tersebut sejak tahun 2005 silam.
Baca juga: Polisi Ungkap Asal Usul Dana Operasi Jaringan Teroris JI, di Antaranya Berasal dari Kotak Amal
Ia menikah dengan warga sekitar berinisial R (35) dan memiliki dua orang anak.
"Anaknya paling besar itu perempuan dan lagi sekolah pesantren di Lampung. Anak keduanya, laki-laki ada sekolah di sini, kelas 1 atau 2 SMP. Sekarang anak dan istrinya ada di rumah keluarga mereka," ujarnya.
Rizwan sendiri mengaku kaget saat Tim Densus 88 mendatangi kediamannya pada Senin sore.
Kedatangan tersebut adalah untuk minta pendampingan guna melakukan penggeledahan di kediaman R.
Penggeledahan dilakukan mulai dari pukul 16.30 sampai 20.00 WIB.
"Soalnya Ketua RT 48 lagi pergi. Karena rumah saya yang paling dekat, jadi polisi minta saya yang temani," ujarnya.
Saat itu ada tiga polisi berpakaian preman yang datang menemui Rizwan.
"Mereka bilang kami dari Densus 88, bapak sudah tahu kan apa urusannya kalau kami sudah turun ke lapangan. Terus mereka jelaskan siapa yang ditangkap dan saya diminta mendampingi untuk penggeledahan," ujarnya.
Jaringan Jemaah Islamiah
Penggerebekan diduga teroris tersebut dilakukan selama kurang lebih tiga jam pada pukul 17.00 WIB hingga pukul 20.15 WIB.
Hal ini dibenarkan oleh Kapolda Sumsel Irjen Pol Prof Eko Indra Heri saat dikonfirmasi, Senin (30/11/2020).
"Iya benar satu orang pria terduga teroris diamankan Densus 88, kita hanya membantu," katanya saat dikonfirmasi, Senin (30/11/2020).
Dari informasi yang didapat, terduga teroris Palembang yang langsung dibawa oleh Densus 88 ke Jakarta yakni, Harno yang merupakan warga Perumnas Talang Kelapa.
Harno diperkirakan berumur sekitar 35 tahun, dan ditangkap saat berada di sebuah konter tempat usahanya.
Baca juga: Kapolri: Jika Ketemu Kelompok Teroris MIT Lalu Mereka Melawan, Tembak Mati Saja
Meski begitu, Kapolda Sumsel belum dapat memastikan apakah terduga teroris yang ditangkap ini ada kaitannya dengan terduga teroris yang ditangkap di Lampung beberapa waktu lalu.
"Betul JI (Jemaah Islamiyah). Dibawa ke Jakarta, itu (identitas pelaku) Densus yang tahu," ujarnya.
Rahmad (23), salah satu warga sekitar mengatakan, pria yang diamankan tersebut sudah lama tinggal di Perumnas Talang Kelapa.
Bahkan, selama ini warga tak menaruh kecurigaan apa pun terhadap pria yang akrab disapa Arnold (42) tahun itu.
"Dia buka konter HP bernama Nur Cell di sini sejak 2016, memang sudah lama di sini. Anaknya ada dua," kata Rahmad.
Menurut Rahmad, Arnold kesehariannya dikenal sebagai orang baik. Bahkan, ia sering mengikuti pengajian yang ada di sekitar tempatnya tinggal.
"Sering kalau kumpul pengajian di rumah kakaknya, tapi kami tak curiga kalau begitu (terduga teroris)," jelasnya.
Menurut warga sekitar, usaha konter yang didirikannya tersebut sudah berlangsung lama.
Sosok Harno, juga diketahui baik walaupun warga sekitar tidak mengenal dekat sosoknya.
"Kalau dari sekilas orangnya baik, soalnya pernah ngobrol sama dia masalah HP," kata, warga yang berjualan di daerah sekitar TKP.
Konter tempat Harno bekerja juga diketahui sering tutup, dan banyak warga yang tidak terlalu mengenalnya.
Padahal lokasi konter berada ditempat yang relatif ramai penduduk.
Penggeledahan oleh Densus 88 tersebut, membuat warga sekitar kaget.
Dugaan sementara terduga yang diamankan tersebut, merupakan jaringan Jemaah Islamiah.
Artikel ini telah tayang di Tribunsumsel.com dengan judul Benda-benda Ini Ditemukan di Rumah Terduga Teroris di Palembang, Buku Jihad dan 3 Kotak Peluru