TRIBUNNEWS.COM - Bupati Sleman, Sri Purnomo, memutuskan untuk memperpanjang status tanggap darurat bencana Gunung Merapi hingga 31 Desember 2020 mendatang.
Hal itu disampaikan oleh Sri Purnomo melalui postingan di akun twitternya, @SriPurnomoSP, Rabu (2/12/2020).
Menurut Sri Purnomo, perpanjangan status tanggap darurat bencana Gunung Merapi dikarenakan kondisi terkini Gunung Merapi yang masih dalam status Siaga atau Level III.
"Informasi untuk Sederek Sleman, mengingat kondisi terkini Gunung Merapi msh dlm status "Siaga (Level III)", maka sy memutuskan untuk memperpanjang status tanggap darurat bencana Gunung Merapi hingga 31 Des 2020.
Harap dpt dipahami bersama, tetap tenang & tetap hrs waspada," tulisnya.
Perpanjangan status tanggap darurat itu diputuskan oleh Sri Purnomo melalui Keputusan Bupati Sleman Nomor 84.6/Kep.KDH/A/2020.
Baca juga: DPR dan LSM Apresiasi Penanganan Bencana Erupsi Gunung Merapi
Sementara itu, berdasarkan informasi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTK) Yogyarakarta di akun Twitter-nya, pada Selasa (1/12/2020) kemarin terdengar suara guguran sebanyak 2 kali dari PGM Babadan dan PGM Jrakah dengan intensitas sedang.
Sedangkan pengamatan visual menunjukkan asap warna putih, intensitas sedang hingga tebal dengan ketinggian 20 meter di atas puncak.
Untuk diketahui, status Gunung Merapi dinaikan dari Waspada atau Level II menjadi menjadi Siaga (level III) oleh BPPTKG Yogyakarta sejak 5 November 2020 lalu.
Hal ini menyusul meningkatnya aktivitas Gunung Merapi.
Kepala BPPTKG Sebut Aktivitas Merapi Mengarah ke Erupsi
Kepala BPPTKG, Hanik Humaida, mengatakan Gunung Merapi terus mengalami peningkatan aktivitas di puncak.
Dengan demikian, gunung tersebut dapat dikatakan mendekati erupsi.
Baca juga: 3 Gunung Berapi yang Aktivitasnya Meningkat, Semeru hingga Merapi
Hal ini diungkapkannya dalam webinar bertajuk "Erupsi Merapi, Apa yang Bisa Dilakukan?" pada Minggu (29/11/2020) yang diselenggarakan oleh UGM-Kagama.
Menurut Hanik, aktivitas Gunung Merapi sekarang ini menunjukkan ke arah terjadinya erupsi.
Sebab, dari data seismik, keluaran gas dan deformasi masih tinggi dan aktivitas guguran makin terus meningkat.
"Hal ini menunjukkan mendekatnya waktu erupsi," ujar Hanik Humaida seperti dikutip dari laman UGM, Senin (30/11/2020) sebagaimana diberitakan TribunnewsWiki.
Hanya saja, untuk kapan terjadinya erupsi, Hanik tidak menyebutkannya.
Namun, dia memprediksi erupsi Merapi kali ini tidak sebesar pada erupsi tahun 2010 yang lalu.
"Kalaupun terjadi erupsi diperkirakan tidak sebesar pada 2010," katanya.
Baca juga: Keluaran Gas & Deformasi Gunung Merapi Tinggi, Guguran Meningkat, BPPTKG: Mendekatnya Waktu Erupsi
Oleh karena itu, dia mengimbau kepada masyarakat yang tinggal di sekitar kawasan Merapi untuk tetap siaga dan memperhatikan arahan dari pemerintah setempat agar tidak terjadi korban jiwa.
"Masyarakat diminta untuk mengikuti arahan dari pemerintah setempat dan tidak terpengaruh dari informasi yang tidak jelas sumbernya," katanya.
(Tribunnews.com/Daryono) (Tribunnewswiki/Febri Adi Prasetyo)