Laporan Wartawan Tribun Medan/Arjuna Bakkara
TRIBUNNEWS.COM- Seorang remaja bernama Tiara Handayani (17) menjadi korban perampokan di angkot.
Kini Tiara tengah kritis dan dirawat di Rumah Sakit Mitra Medika Tanjung Mulia, Medan.
Muhammad Saleh, ayah korban kini pusing atas biaya perobatan putrinya tersebut.
Ketika ditemui di rumahnya di Jalan KL Yos Sudarso Medan, Gang Benteng Baru, Kelurahan Pekan Labuhan, Kecamatan Medan Labuhan, Selasa (1/12/2020) malam, raut kecemasan terlihat jelas di wajah Muhammad Saleh.
Diketahui, anak ketiganya, Tiara Handayani dirampok empat pria di dalam angkot Morina trayek 81 Medan-Belawan. Gadis usia 17 tahun itu ditendang sampai terlempar keluar angkot. Kini Tiara Handayani kritis karena mengalami gangguan saraf akibat benturan di kepala.
Usai menyelesaikan Salat Magrib di masjid sekitar rumahnya, Muhammad Saleh mempersilakan Tribun-Medan.com masuk ke rumahnya.
Baju koko masih ia kenakan, dan lobe masih terpasang di kepalanya.
Bercerita kepada Tribunmedan.id, ayah 5 anak ini mengaku masih terpukul berat atas insiden yang menimpa putrinya yang masih duduk di kelas 3 SMPN Kambes, Belawan.
Pelan-pelan Muhammad Saleh mulai bercerita bagaimana anaknya terbaring kritis di Rumah Sakit Mitra Medika Tanjung Mulia Medan sejak 4 hari lalu.
Kata Muhanmad Saleh, Tiara dirampok pada saat menumpangi Angkot Morina 81 bersama Junaedi (29) yang juga masih tetangganya.
Saat itu, tepatnya Sabtu pukul 21.00 WIB, Tiara hendak pulang ke rumahnya, dari rumah kakaknya di Gang 14.
Baca juga: Pria 41 Tahun Ditemukan Tewas Tergeletak di Kamar Hotel, Ternyata Mantan Karyawan, Tubuh Membengkak
Baca juga: Tak Punya Uang untuk Beli Rokok dan Makan, 12 Pria Pengangguran Nekat Maling dan Curi Motor
Baca juga: Tak Punya Uang untuk Benahi Motor yang Rusak, 2 ABG Ini Nekat Jambret Ponsel Milik Bocah 12 Tahun
Setelah melintas di lokasi di depan Rumah Sakit PHC, Tiara tiba-tiba ditodongkan pisau empat kawanan pria yang berada di dalam angkot tersebut.
Tak sampai di situ, para pelaku bertindak kejam dengan menendang Tiara hingga terlempar ke luar angkot.
Hal serupa dilakukan kepada Junaedi, teman Tiara. Adapun Junaedi saat ini sudah keluar ddari rumah sakit karena hanya mengalami luka ringan.
Muhammad Saleh awalnya mengetahui putrinya dirampok selepas pulang dari melaut, yang merupakan akitivitas sehari-harinya untuk menyambung hidup bersama keluarganya.
Muhammad Saleh tiba di rumah pukul 22.00 WIB, dan dikabari peristiwa yang dialami Tiara.
Ia sangat terkejut mendengar kabar Tiara dkritis di rumah sakit akibat perampokan itu.
"Aku tekejut dam sempat pingsan, sepulang melaut dapat kabar kalau anakku sekarat sampai masuk rumah sakit setelah dirampok," cerita Muhammad Saleh.
Kakek dua cucu ini menambahkan, keluarga besarnya telah membuat laporan ke Polres Pelabuhan Belawan.
Polisi juga telah meminta visum dari rumah sakit bersangkutan untuk pengusutan kasus tersebut.
Di tengah proses hukum yang berjalan, Muhammad Saleh dipusingkan akan biaya perobatan Tiara.
Bukan tak beralasan, Muhammad Saleh hanyalah seorang buruh nelayan. Sedangkan istrinya, Evi (46) hanya seorang buruh cuci piring dan pakaian di rumah-rumah warga.
Hingga Selasa malam ini, pukul 20.00 WIB tunggakan biaya di Rumah Sakit Medika sudah mencapai Rp 6 juta.
Tiara juga tak terdaftar sebagai peserta BPJS Kesehatan. Ia dirawat sebagai pasien umum di Rumah Sakit Mitra Medika Tanjung Mulia Medan.
Tak pelak, beban pikiran Muhmmad Saleh pun bertambah.
Di sisi lain, Muhammad Saleh hanya diupah Rp 25 ribu sampai Rp 30 ribu per hari oleh taukenya. meski melaut mulai pukul 14.00 hingga malam setiap harinya.
"Upah bapak cuma 25 ribu rupiah sehari nak. Kadang, kalau dapat ikan lebih banyak upah bisa sampe 30 ribu rupiah," ujar buruh lepas nelayan spesialis penangkap ikan gembung tersebut.
Evi (46), ibunya Tiara yang hanya buruh cuci pakaian dan cuci piring di rumah-rumah warga, juga tak bisa memperoleh uang dengan jumlah yang cukup.
"Pas-pasan untuk makan aja pun dah syukur nak," sebut Muhammad Saleh lagi.
Meski begitu, Muhammad Saleh masih bersyukur karena masih ada rumah pusaka orang tuanya.
Di rumah berdinding papan inilah Tiara dan saudara-saudaranya dibesarkan oleh Saleh.
Peristiwa yang dialami keluarga Saleh menggugah hati para tetangganya.
Sejumlah warga terus menyemangati Saleh dan keluarganya. Terlihat, tamu-tamu yang datang menyalami dengan amplop putih diselipkan ke tangannya.
Kunjungan Tribun Medan petang hari ke Rumah Sakit Mitra Medika, petugas rumah sakit belum memperkenankan pihak-pihak lain berhubungan dengan Tiara karena mengingat pemulihan kesehatannya
Tiara masih terbaring di Ruangan Instalasi Gawat Darurat (IGD) Lantai Dasar Rumah Sakit Medika, Medan. Dia dijaga oleh ibunya.
Kata Evi, rencananya Tiara akan dirujuk ke Rumah Sakit Royal Prima Medan, karena di Rumah Sakit Mitra Medika tidak ada penanganan khusus saraf.
Namun, Rumah Sakit Mitra Medika belum mengijinkan Tiara untuk keluar karena belum membayar biaya pengobatan.
Terkait kejadian perampokan di dalam angkutan kota tersebut, Kapolsek Belawan, Kompol DJ Naibaho mengatakan bahwa pihaknya masih melakukan lidik terhadap pelaku.
"Pelaku lagi Lidik," katanya yang dikonfirmasi Tribun Medan pada Selasa (1/12/2020) malam.
Saat disinggung jumlah saksi yang telah dimintai keterangan, dia menuturkan bahwa pihaknya telah memeriksa sopir angkot tersebut.
"Sopir sudah kita periksa. Dari hasil pemeriksaan itu, sopir mengaku tidak mengenal siapa pelakunya. Dan sopir juga mengatakan kalau dirinya juga diancam para pelaku," ungkapnya.
(Jun-tribun-medan.com)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Tiara Korban Perampokan di Angkot Kritis di RS, Sang Ayah Cuma Buruh Nelayan Upah Rp 25 Ribu