TRIBUNNEWS.COM, BANYUMAS - Sungai Serayu di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, meluap.
Naiknya debit air di Sungai Serayu akibat curah hujan tinggi yang mengguyur wilayah Banyumas.
Saking derasnya air, kapal berjenis ponton seberat sekitar 20 ton terbawa arus sungai hingga tersangkut di pintu empat Bendung Gerak Serayu (BGS), Desa Gambarsari, Kecamatan Kebasen, Kabupaten Banyumas.
Evakuasi yang gagal membuat pemilik merelakan kapal tersebut hanyut.
Kepala UPT BGS Sugeng mengatakan, tersangkutnya kapal ponton itu terjadi, Rabu (2/12/2020).
Saat itu, kapal ponton sedang difungsikan untuk pembangunan di dermaga wisata yang letaknya tak jauh dari bendungan.
Baca juga: Gelembung Busa di Sungai Desa Sokaraja Kulon Banyumas, Pemicunya Kemunculan masih Misterius
Akibat derasnya arus air Sungai Serayu, tali tambat lepas dan kapal hanyut hingga bendungan.
Tubuh bendungan sempat bergetar saat kapal menghantam pintu empat bendungan sebelum akhirnya tersangkut.
"Karena ikatannya kurang kuat, akhirnya kapal terlepas hanyut dan nyangkut di pintu nomor empat," ujar Sugeng, kepada Tribunbanyumas.com, Kamis (3/12/2020).
Saat masih tersangkut, pemilik kapal sempat mencoba mengevakuasi.
Namun, minimnya peralatan serta derasnya arus, juga tingginya debit air bendungan membuat upaya tersebut gagal.
Baca juga: Tertimbun Longsor, Kakak Beradik di Banyumas Dimakamkan Satu Liang Lahat
Akhirnya, pemilik kapal menyerah.
Hingga akhirnya, lantaran debit air bendungan terus meninggi seiring terjadinya hujan lebat, pintu empat bendungan dibuka.
"Karena pemilik sudah menyerah, akhirnya kami lepaskan ke hilir. Juga karena membahayakan tubuh bendungan kami. Saat tersangkut, tubuh bendungan terus bergetar," terangnya.
Setelah kapal ponton hanyut, kondisi tubuh bendungan kembali normal.
Tak ada lagi getaran.
Meski demikian, debit air di BGS masih cukup tinggi.
Diminta siaga banjir
Bendung Gerak Serayu, Desa Gambarsari, Kecamatan Kebasen, Kabupaten Banyumas, berstatus awas seiring peningkatan debit air bendungan.
Warga di hilir sungai, terutama di wilayah Cilacap pun diminta siaga akan datangnya banjir.
Kepala UPT BGS Sugeng mengatakan, debit air di bendungan tersebut, Kamis (3/12/2020) siang sudah mencapai 2.179 meter kubik per detik.
"Kalau hari normal itu hanya 300 sampai 500 meter kubik per detik. Saat ini, level Bendung Gerak Serayu sudah awas," ujar Sugeng kepada Tribunbanyumas.com, Kamis.
Naiknya debit air, menurut Sugeng, murni karena faktor alam.
Curah hujan di Banyumas sangat tinggi sejak Rabu (2/12/2020) malam.
Baca juga: Polisi Bubarkan Demonstran Anti UU Cipta Kerja di Banyumas dengan Gas Air Mata
"Kami berharap, warga tidak membuang sampah ke Sungai Serayu karena dari pemantauan kami, debit sampah yang melintas di Sungai Serayu cukup besar," tambahnya.
Pihaknya mengingatkan agar wilayah terusan Sungai Serayu mewaspadai banjir, terutama warga di wilayah Kabupaten Cilacap.
Sugeng menjelaskan, saat ini, delapan pintu air bendungan sudah dibuka.
"Sudah tidak ada hambatan lagi di Bendung Gerak Serayu. Jadi, sudah seperti sungai normal dan tidak ada hambatan dari pintu radial yang biasa kami tutup," imbuhnya.
Baca juga: Teror Semut di Banyumas Jumlahnya Sudah Ribuan Koloni, Semut Cenderung Agresif dan Karnivora
Meski meninggi, berdasarkan pantauan, hingga siang hari, debit air BGS sudah mulai menurun.
Sempat beredar informasi, pintu air di Waduk Mrican juga akan dibuka.
Tentu saja, jika informasi ini benar, debit air di BGS bakal bertambah.
Namun, terkait informasi tersebut, Sugeng mengaku belum mengonfirmasi kebenarannya.
"Itu lebih bahaya lagi. Dengan debit yang ada saat ini saja sudah besar apalagi kalau ditambah," ujarnya.
Penulis: Permata Putra Sejati
Artikel ini telah tayang di Tribunbanyumas.com dengan judul 8 Pintu Bendung Gerak Serayu Dibuka, Warga Hilir Sungai Serayu di Cilacap Diminta Waspada Banjir