News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Bawa Samurai dan Gear di Bantul, 7 Anak di Bawah Umur Diamankan Polisi

Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Kasat Reskrim Polres Bantul AKP Ngadi menunjukkan para pelaku beserta barang bukti di Mapolres Bantul, Selasa (08/12/2020).

Laporan Wartawan Tribun Jogja Ahmad Syarifudin

TRIBUNNEWS.COM, BANTUL - Polres Bantul mengamankan 7 pelajar di wilayah Kapanewon Kasihan, Bantul karena kedapatan membawa senjata tajam, diduga hendak melakukan kejahatan jalanan atau tawuran.

Ketujuh orang itu masih di bawah umur.

Mereka berinisial  GSP (13) warga Kota Yogyakarta, ESK (17) warga Kulon Progo, RA (15) warga Muntilan, GG (16) warga Bantul, dan MDF (14), ADP (16), serta MVF (13).

Kasatreskrim Polres Bantul, AKP Ngadi mengatakan, kronologi penangkapan bermula ketika jajaran petugas gabungan Polres Bantul sedang melaksanakan patroli giat cipta kondisi menjelang Pilkada Bantul, pada Selasa (8/12/2020) dini hari.

Sesampainya di simpang empat Tamantirto, Kasihan, petugas melihat ada empat anak mengendarai dua sepeda motor berboncengan sedang membawa gear yang diseret ke aspal. 

Baca juga: Polisi Sebut Pengawal Rizieq Shihab Gunakan Senjata Api Rakitan dengan Peluru 9 Milimeter

Baca juga: Dikira Maling, Dua Pria yang Sedang Mabuk Berat Dihajar Warga, Ternyata Salah Bawa Motor

Petugas kemudian melakukan pengejaran, dengan membuntuti mereka yang ternyata masuk ke dalam sebuah indekos di daerah Tamantirto, Kasihan.

Tak butuh waktu lama, petugas lalu melakukan penangkapan.

"Tim berhasil amankan 7 anak, dengan barang bukti satu pedang samurai, gear dan dua sepeda motor," kata Ngadi, di Mapolres Bantul, Selasa (8/12/2020)

Ketiga anak yang disebutkan terakhir merupakan warga Magelang.

Menurut Ngadi, ketujuh anak tersebut merupakan satu kelompok.

Berasal dari sejumlah daerah, berbeda sekolah dan tergabung dalam satu grup WhatsApp yang sama.

Mereka diduga berkumpul di Bantul karena sedang mencari lawannya di jalanan untuk tawuran.

"Secara jelas, motifnya hanya mencari jatidiri dengan membentuk kelompok-kelompok baru," ungkapnya. 

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini