"Saya sering menanyakan ke orang tuanya apakah dia dijodohkan. Orang tuanya berkata tidak, karena dia laki-laki jadi biarkan dia memilih jodohnya sendiri."
"Saya bertanya demikian karena saya tahu jelas bahwa suku bugis kebanyakan dijodohkan," ungkap Mahasiswi di Universitas Tadulako ini.
Meski telah berpisah dengan kekasih yang menemani selama hampir 10 tahun di hidupnya, Nur mencoba ikhlas.
Ia juga mendapat banyak dukungan dari keluarga, teman-teman dan orang-orang di sekitarnya.
Terlebih, sang mantan kekasihnya itu telah menjadi suami dari wanita lain.
"Saya sudah bisa mengikhlaskannya walaupun kenangan masih terbayang, tetapi saya tidak niat untuk mengganggu rumah tangganya," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Maliana)