TRIBUNNEWS.COM, BANDUNG -- Perajin tempe di Bandung malakukan aksi mogok memproduksi tahu dan tempe sejak Jumat (1/1/2021), akibatnya berdampak pada pedagang gorengan.
Mogok produksi dan berjualan dilakukan para pengrajin tahu selama tiga hari 1 sampai 3 Januari 2021 karena melambungmya harga kacang kedelai.
Aksi mogok para produsen tahu tempe berefek kepada pedagang gehu, seperti yang dialami Zauli (34) yang biasa berjualan gorengan di Tegallega.
Menurut Zauli baru hari ini kehilangan tahu terpaksa jualan pisang goreng dan bala bala.
Baca juga: Kemendag Pastikan Stok Kedelai untuk Kebutuhan Industri Tahu dan Tempe Cukup
"Kemarin masih jualan karena masih ada sisa, tapi hari ini tak ada stok, beli di pasar tak ada yang jualan, " ujar Zauli.
Zauli berharap, tahu dan tempe kembali berproduksi karena gehu paling laku dibanding bala bala dan goreng pisang
Baca juga: Pemerintah Pastikan Stok Kedelai untuk Industri Tahu dan Tempe Aman
"Tidak masalah naik juga, otomatis gorengan juga harganya naik, atau dikecilkan ukuran jika harga ingin tetap, " ujarnya.
Seperti diberitakan sebelumnya kacang kedelai impor dari Amerika menurut Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian (Disdagin) Kota Bandung Elly Wasliah naiknya harga kacang kedelai karena stok menipis.
Pasokan dari Amerika tersendak karena pandemi covid 19.
Kenaikan kedelai impor oleh para produsen dinilai tidak wajar saat ini harga kedelai sampai Rp. 9.200 padahal, harga normalnya di angka Rp. 6.500 - 7.000/Kg
Menurut Elly, kebijakan impor wewenang pemerintah pusat , sedangkan Kota Bandung hanya mengandalkan kedelai impor Amerika. (Tiah SM)
Artikel ini telah tayang di tribunjabar.id dengan judul Aksi Mogok PengrajinTempe Tahu, Penjual Gorengan Ikut Kena Imbas, Hanya Bisa Jual Pisang Goreng