Laporan Wartawan Tribun Medan, Alija Magribi
TRIBUNNEWS.COM, SIMALUNGUN -- Keluarga Youvanry Aldryansyah Purba (21), pemuda yang tewas dikeroyok setelah dituduh mau mencuri tidak mempercayai keterangan kalau dia mau mencuri.
Sumarni ibu Youvanry Aldryansyah Purba mempertanyakan kenapa anaknya dianiaya hingga tewas.
Pemuda itu hingga tewas di rumah seorang manajer di PT Bridgestone Sumatera Rubber Estate Melangir, Nagori Dolok Merangir I, Kecamatan Dolok Batu Nanggar, Kabupaten Simalungun, pada Minggu (27/12/2020) dini hari lalu.
Ia masih menyisakan tanda tanya mengapa anaknya di sana, dan dianiaya hingga berujung kematian.
Baca juga: Kronologi Pencuri Tewas Dianiaya Pemilik Rumah & Satpam, Korban Diikat hingga Dipukul Pakai Telenan
Informasi langsung di kediamannya yang berada di Komplek Perumahan SD 2 Kelurahan Serbalawan, Kecamatan Dolok Batu Nanggar pada Jumat (8/1/2021) siang, sosok Youvanry memiliki gangguan kejiwaan.
"Bagaimana seperti orang gila itu, ya. Namun sudah setahun belakangan ini dia sudah sedikit membaik. Cuma dia tidak pernah mau keluar rumah lagi, di dalam rumah aja sama kami.
Disuruh pangkas nggak mau. Nanti kalau mandi, mau sampai berminggu-minggu nggak mandi, cakap (bicara) kurang mau lah dia untuk bicara," ujar Sumarni.
Dengan pandangan mata memancarkan kesedihan, Sumarni menceritakan bahwa putranya itu mengalami gangguan kejiwaan selama 3 tahun terakhir.
Baca juga: Ditinggal Kabur Rekannya, Pencuri Motor Diamuk Massa, Akhirnya Tewas setelah Jalani Perawatan
Dikarenakan keterbatasan biaya hidup, keluarganya tidak mampu membawanya berobat di tempat rehabilitasi untuk gangguan kejiwaan.
Sekali waktu, Yovanry hanya konseling ke klinik atau dokter saraf dan hanya mampu mendapatkan obat obatan dari resep dokter biasa.
Sumarni mengaku sedikit demi sedikit ada perubahan dari sebelumnya setelah mengkonsumsi obat resep dokter.
Baca juga: Fakta Remaja Pembunuh Karyawati Bank: Korban Broken Home, Kerap Mencuri hingga Penyuka Sesama Jenis
Namun tidak sembuh total. Kondisi kejiwaan putranya itu naik turun, dan kadang mau dikasih obat kadang tidak.
Sebelum kejadian itu, Sumarni menceritakan ia tidak memiliki firasat apapun mengenai anaknya. Termasuk ketika Yovanry keluar rumah tidak permisi, atau bicara apapun.