Sebab seperti biasanya hari-hari Yovanry hanya dihabiskan dengan mendengarkan musik di kamar tidurnya dengan volume suara yang kuat.
"Ada hal yang sangat disukai Yovanry semasa hidupnya yaitu sepeda motor Honda tahun 70," ujar Sumarni.
Dari cerita yang dikisahkan ibunya , bahwa almarhum semasa hidupnya tidak pernah mengganggu orang lain meskipun dalam kondisi gangguan kejiwaan.
Bahkan tidak mau berinteraksi atau berkomunikasi dengan orang lain.
Dengan mata berkaca-kaca dan sedih, Sumarni syok dan tidak menyangka hal yang dialami anaknya tersebut.
Ia pun berharap adanya keadilan atas hal yang dialami almarhum anaknya.
"Saya minta keadilan buat anak saya, dan hukuman yang setimpal. Anak saya itu bukan binatang dan hewan, sekalipun kalau dia mencuri, tidak sepantasnya mereka mencabut nyawa anak saya," katanya.
"Jadi harapan kami berikanlah keadilan kepada kami, supaya anak kami tenang di alam sana. Kalaupun katanya dia maling, ya, seharusnya serahkan sama yang berwajib karena negara kita ini negara hukum," keluhnya.
Sumarni pun meminta keempat tersangka yang menganiaya anaknya hingga tewas untuk berkaca.
"Apa mereka nggak punya anak? Sedangkan kita aja mau motong hewan ada tata caranya, kita ada kasihan sama hewan terluka. Ini manusia loh. Jadi saya mohonlah keadilan agar dihukum sesuai perbuatannya," ungkapnya.
(tribun-medan.com/Alija Magribi)
Artikel ini telah tayang di tribun-medan.com dengan judul Anaknya Dipersekusi Hingga Tewas, Sumarni Minta Keadilan