News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Penampakan Gedung Megawati Soekarnoputri yang Sedang Dibangun di Klaten

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Gedung yang akan dinamai Megawati Soekarnoputri yang masih dibangun Pemkab Klaten di kawasan Jalan Kartini, Kelurahan Buntalan, Kecamatan Klaten Tengah, Rabu (6/1/2021).

TRIBUNNEWS.COM, KLATEN - Megawati Soekarnoputri bakal digunakan untuk nama sebuh gedung megah di Kabupaten Klaten yang mirip istana.

Gedung dengan pilar-pilar tinggi dibangun Pemkab Klaten di Jalan Kartini, Kelurahan Buntalan, Kecamatan Klaten Tengah.

Adapun sosok yang menginisiasi untuk pemberian nama Megawati adalah Bupati Klaten Sri Mulyani.

Informasi yang dihimpun TribunSolo.com, gedung menghabiskan anggaran fantastis hingga puluhan miliar yang bakal menampung 3.000 orang di dalam bangunan utama.

Dari luar gedung sangat megah, dengan puluhan tiang menjulang tinggi berwana putih bersih dan dipadukan warna merah hati.

Sementara halaman gedung juga tampak sangat lebar sehingga bisa menampung banyak kendaraan.

Baca juga: Megawati Keluhkan Masih Banyak Warga yang Abaikan Protokol Kesehatan

Bupati Klaten Sri Mulyani (Tribun Solo)

Saat ini alat berat dan truk material silih berganti keluar proyek.

Pada tahap awal yakni tahun 2018 pembangunan gedung tersebut sudah menyedot anggaran Rp 3,5 miliar untuk pengurukan tanah dan pembuatan talut sungai.

Sementara, pada tahun 2019 pemerintah kembali merogoh anggaran sekitar Rp 15,4 miliar dari APBD Klaten untuk pembangunan gedung utama seluas 5.000 meter persegi.

Kemudian pada tahun 2020 lalu, Pemkab Klaten menganggarkan Rp 42 miliar.

Namun, lantaran Covid-19 menghantam, nilai anggarannya turun Rp 36 miliar.

Bupati Klaten, Sri Mulyani mengungkapkan, saat ini kondisi gedung yang dibangun di kawasan Jalan Kartini itu sudah terlihat rapi.

"Organisasi perangkat daerah (OPD) terkait juga sudah mengajukan anggaran untuk penyempurnaan gedung di 2021 ini," jelasnya, Rabu (6/1/2021).

"Mudah-mudahan tahun ini sudah bisa digunakan,” ucapnya mengharapkan.

Sementara itu, berkaitan nama, bupati incumbent dari PDIP yang baru terpilih dalam Pilkada 2020 itu rencananya akan dinamai Grha Megawati.

“Ibu Megawati itu tokoh nasional, pernah menjadi presiden RI. Ini bagian dari penghargaan, kebanggaan, dan cinta kami terhadap Ibu Megawati,” urainya.

"Jika Ibu (Megawati) mengizinkan, kami akan menamai gedung ini Grha Megawati," tambahnya menekankan.

Gedung yang akan dinamai Megawati Soekarnoputri yang masih dibangun Pemkab Klaten di kawasan Jalan Kartini, Kelurahan Buntalan, Kecamatan Klaten Tengah, Rabu (6/1/2021). ()

Testimoni Megawati untuk Solo

Tiga daerah yang dipimpin oleh kader PDI Perjuangan (PDIP) menjadi penerima penghargaan sebagai "Kota Mahasiswa" atau City Of Intellectual".

Penghargaan itu tepat diberikan di peringatan Hari Pahlawan 10 November.

Penghargaan itu berdasarkan riset yang dilaksanakan oleh tim yang dipimpin Ketua Senat dan Guru Besar Universitas Negeri Jakarta (UNJ) Hafid Abbas.

Ketiga daerah itu adalah Kota Semarang yang dipimpin Walikota Hendrar Prihadi, Kota Solo yang dipimpin FX Hadi Rudyatmo, dan Kota Surabaya yang dipimpin Tri Rismaharini.

Mereka diumumkan sebagai penerima penghargaan dalam acara yang digelar secara offline dan daring oleh UNJ, Selasa (10/11/2020).

Untuk diketahui, Proklamator RI Bung Karno pertama kali menyebutkan "Kota Mahasiswa" saat menandatangani prasasti gedung UNJ tahun 1953.

Visi itu tak dipahami hingga pada 2010, masyarakat internasional mengenalnya setelah pertama kali Quacquarelli Symonds (QS) bersama Times Higher Education (THE) mempublikasikan hasil studi pemeringkatan kota-kota mahasiswa terbaik di dunia pada 2010.

QS menjelaskan bahwa satu kota patut disebut sebagai Kota Mahasiswa apabila di kota itu sudah terdapat minimal dua perguruan tinggi bereputasi yang melayani masyarakatnya yang berpenduduk lebih 250 ribu jiwa.

Selain itu, kriteria lainnya adalah kehadiran mahasiswa internasional dengan pertimbangan bahwa kota itu ramah terhadap perbedaan latar belakang budaya, gaya hidup yang toleran, dan inklusif.

Termasuk apakah kota itu aman, tidak ada konflik, nyaman, dan terdapat banyak peluang kerja setelah tamat, dan seterusnya.

Lalu aspek keterjangkauan terkait biaya kuliah dan biaya hidup, dan ketersediaan transportasi publik maupun kemudahan bepergian, serta keindahannya.

Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri, bersama Sekjen Hasto Kristiyanto dan Ketua DPP Djarot Saiful Hidayat hadir secara virtual di acara pemberian penghargaan itu, Selasa (10/11/2020).

"Terima kasih yang jadi peringkat kesatu, kedua, dan ketiga, Semarang, Solo, Surabaya, itu adalah anak-anak dari partai saya," kata Megawati sambil tersenyum.

Menurutnya, para kepala daerah itu bisa memembangun kotanya menjadi city of intelectual karena mereka selalu diajarkan di partai, bagaimana harus menjadi pemimpin yang memperjuangkan rakyat.

"Saya bila ke Hendi (sapaan Hendrar Prihadi, red), ketika saya rekomendasi, tugasmu cuma satu, bikin Kota Semarang jadi bagus seperti kriteria disampaikan Pak Hafid Abbas tadi," ujar Megawati.

"Sama juga sama Rudy di Solo. Saya tugasi, tolong bikin rakyat di Solo nyaman. Saya dengar universitas di sana ini juga buka bagian boga. Bayangkan Kota Solo itu makanannya enak-enak.

Saya pernah diajak kawan saya, mau sholat subuh, kembali sholat subuh lagi, untuk wisata kuliner. Rasanya enak dan murah meriah. Tapi intinya, kenapa Solo bisa demikian? Karena pemimpinnya mengerti dan mendalami kebutuhan rakyatnya," beber Megawati.

Megawati justru menyayangkan Kampus UNJ di Rawamangun, Jakarta, belum masuk kategori city of intellect.

Padahal, prasasti yang pertama kali menyampaikan visi itu justru berada di sana.

"Sayang kan kalau Rawamangun belum berhasil jadi city of intellect. Jadi para akademisi, saya mohon sangat, secara akademis kita melihat kita ini tujuannya mau kemana," kata Megawati.

"Karena saya juga saksi hidup di Jakarta ini. Dulu waktu pindah dari Yogyakarta ke Jakarta pada 1950..... Tetapi sekarang Jakarta ini jadi amburadul. Karena apa? Seharusnya jadi city of intellect bisa dilakukan. Tata kota, masterplan nya, siapa yang buat? Tentu akademisi, insinyur, dan sebagainya," ulas Megawati.

Megawati mengingatkan kembali bahwa visi "Kota Mahasiswa" atau City of Intellect yang ditelurkan oleh Bung Karno itu terjadi pada 15 September 1953.

"Hal ini berarti pemikiran Bapak Soekarno 50 tahun lebih maju dibandingkan dengan perkembangan pemikiran internasional saat ini yang baru melakukan pemeringkatan Kota Mahasiswa," kata Megawati.(*)

Artikel ini telah tayang di Tribunjateng.com dengan judul Megahnya Gedung Megawati di Klaten, Bupati Sri Mulyani Gelontor Puluhan Miliar dari APBD

Artikel ini telah tayang di Tribunsolo.com dengan judul Potret Megahnya Gedung Megawati di Klaten : Sri Mulyani Habiskan Puluhan Miliar, Tampung 3.000 Orang

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini