Menurut Ridwan, Pemko Lhokseumawe jauh-jauh hari sudah menyarankan UNHCR memfasilitasi etnis Rohinya untuk bertemu keluarga dan kerabatnya yang kabarnya ada di Malaysia, Medan bahkan ada yang di Kalimantan.
Bukan seperti saat ini membiarkan mereka kabur secara liar sehingga membahayakan nasib Rohingya itu sendiri.
"Saya sudah sarankan itu sejak Juli 2020 lalu kepada UNHCR, namun tidak dilakukan dan saya juga sampai baru-baru ini ke pihak IOM yang datang ke Lhokseumawe. saya katakan mereka harus dikembalikan ke keluarga dan harus difasilitasi," terang Ridwan.
Baca juga: 20 Wanita Rohingya Diduga Hendak Diselundupkan, Ditemukan di 3 Lokasi Berbeda Wilayah Lhokseumawe
Terkait banguan shelter yang sedang dibangun di lokasi kamp, Ridwan Jalil mengaku akan berkoordinasi dengan pihak IOM agar bisa dievaluasi kembali mengingat saat ini pengungsi sudah semakin berkurang.
"Pembangunan harus terus berjalan, namun bisa saja fungsinya nanti diserahkan ke Pemko Lhokseumawe, karena tidak ada lagi Rohingya disana. Walau pada dasarnya bangunan itu peuntukannya untuk pengungsi korban konflik tersebut," kata dia.
Belum Mendapat Laporan
Sementara itu, Public Information Officer UNHCR Indonesia, Mitra Salima saat dikonfirmasi membenarkan berkurangnya jumlah Rohingya di Kamp bekas BLK Kandang, Lhokseumawe.
Namun ia belum bisa memastikan jumlahnya karena belum mendapat laporan dari petugas di lapangan.
"Memang jumlah Rohingya disana berkurang, namun angka pastinya harus saya tanyakan terlebih dahulu ke teman-teman di lapangan," tulis Mitra Salima, kepada Serambinews.com, Jumat (8/1/2021) secara singkat melaui pesan Whatsapp.
Untuk diketahui 94 etnis Rohingya ditemukan nelayan asal Seunuddon, Aceh Utara terombang ambing dalam satu kapal kayu diperairan Seunuddon, Aceh Utara pada Rabu 24 Juni 2020 lalu.
Sehari kemudian mereka ditarik ke Pantai Lancok, Kecamatan Syamtalira Bayu, Aceh Utara.
Tak lama kemudian diturunkan warga dari kapal boat dan dievakuasi aparat keamanan ke Kamp bekas kantor Imigrasi Lhokseumawe di Peuntut, Kecamatan Blang Mangat, Kota Lhokseumawe.
Beberapa pekan kemudian, mereka dipindah ke bekas BLK Kandang.
Saat itu Aceh mendapat pujian karena dinilai telah menyelamatkan ratusan nyawa terutama anak-anak dan wanita korban perang.
Bantuan dari berbagai instansi, NGO dan masyarakat pun berdatangan.
Kemudian pada Senin 7 September dinihari, 297 Rohinya kembali mendarat di pantai Ujong Blang, Kecamatan Banda Sakti, Lhokseumawe.
Selanjutnya mereka ditampung ke BLK Kandang.
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Gawat! Ratusan Pengungsi Rohingya Menghilang dari Kamp BLK Lhokseumawe, Tersisa Puluhan Orang