News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Banjir di Kalsel: Warganet Minta Tolong Lewat Tagar #KalselJugaIndonesia, Tanggap Darurat Ditetapkan

Penulis: Daryono
Editor: Citra Agusta Putri Anastasia
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Petugas gabungan saat bantu evakuasi sekaligus salurkan makanan ke warga yang terdampak banjir.

TRIBUNNEWS.COM - Banjir besar melanda wilayah Provinsi Kalimantan Selatan, Jumat (15/1/2021).

Diberitakan Tribunnews.com pada Jumat pagi, banjir ini merendam ribuan rumah.

Setidaknya ada empat kabupaten/kota yang terdampak banjir.

Empat kabupaten itu yakni Kabupaten Tapin, Kota Banjarbaru, Balangan, dan Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

Trending tagar #KalselJugaIndonesia

Banjir ini nampaknya belum surut. 

Pada Jumat malam, tagar #KalselJugaIndonesia trending di Twitter. 

Di media sosial, warganet meminta tolong agar banjir segera ditangani.

Warganet mengeluhkan sepinya pemberitaan tentang banjir di Kalsel.

Baca juga: Banjir di Kalsel Meluas, Pemerintah Provinsi Tetapkan Status Tanggap Darurat, Warga Mulai Dievakuasi

Mereka juga mengeluhkan belum adanya bantuan yang datang. 

Pantuan Tribunnews.com, warganet mengunggah foto dan video yang memperlihatkan banjir di Kalsel.

"Tolong bantu kami dengan meng up berita ini. Agar kami bisa mendapatkan lebih banyak bantuan berupa dana, sembako dll. Kami satu KALSEL sudah dikepung air, terimakasih," tulis akun @chibunkijo.

"#KalselJugaIndonesia kota kami sedang dilanda banjir besar tapi belum ada satupun bantuan yg masuk kekampung² kecil yang hampir tenggelam karena dekat dengan sungai,warga biasa jauh lebih peduli ketimbang yg berwewenang Astagfirullahhh Apa nunggu kami rata dengan air dulu?," tulis @inikacangq. 

Status Tanggap Darurat

Pemerintah Kota (Pemko) Banjarmasin resmi menaikkan status Banjarmasin menjadi tanggap darurat banjir.

Pada Kamis (14/1/2021), Pemko Banjarmasin telah menetapkan status siaga darurat banjir mengingat Banjarmasin sedang dikepung banjir dan juga air pasang.

Kondisi ini pun semakin memburuk hingga hari ini Jumat (15/1/2021), Pemko Banjarmasin pun menaikkan status menjadi tanggap darurat.

Hal ini diumumkan langsung oleh Wali Kota Banjarmasin H Ibnu Sina, lewat video yang diunggah melalui instagram @ibnusina.official.

"Assalamualaikum WR WB. Warga Kota Banjarmasin, saat ini kita bersama-sama mengetahui bahwa kemarin kami sudah menetapkan kondisi status bencana banjir di Banjarmasin yaitu siaga darurat, hari ini dengan melihat situasi dan kondisi laporan dari BPBD dan juga posko di kecamatan terjadi pengungsi dan sebagainya, termasuk juga tingginya air, kami hari ini juga menetapkan status Banjarmasin sebagai tanggap darurat bencana banjir dan air pasang," ujarnya dalam video berdurasi satu menit 27 detik tersebut, dikutip dari BanjarmasinPost. 

Masih dalam video tersebut, Ibnu Sina menerangkan bahwa berbagai upaya sudah mulai dilakukan oleh Pemko Banjarmasin terkait hal ini.

"Seluruh sumber daya, emergency dan sebagainya sudah kita kerahkan, termasuk beberapa lokasi yang menjadi tempat pengungsian. Kita juga akan mendirikan dapur umum di tiap kecamatan. Paling tidak untuk kebutuhan sehari-hari. Semoga cepat berlalu, tetap siaga dan waspada," tutupnya.

Genangan di Pelaihari makin dalam

Intensitas curah hujan yang begitu tinggi terus mengguyur Kota Pelaihari dan sekitarnya sejak dinihari hingga siang ini, Jumat (15/1/2021).

Kondisi itu berdampak buruk terhadap jalur Atilam (Pabahanan)-Desa Kunyit Kecamatan Bajuin.

Genangan di badan jalan setempat makin dalam.

Jika pagi tadi mobil masih bisa melintas, siang ini sejak sekitar pukul 11.00 Wita tak bisa lagi dilewati semua jenis kendaraan.

Pasalnya, genangan kian dalam hingga di atas pinggang orang dewasa.

Tak cuma itu, cakupan genangan di wilayah sekitar pun meluas.

Baca juga: Demokrat Minta Pemerintah Gerak Cepat Tangani Gempa di Sulbar dan Banjir di Kalsel

Genangan telah menjamah hingga simpang empat Desa Atuatu-Kunyit-Tirtajaya-Ketapang.

Simpang empat ini berjarak sekitar 1,5 kilometer dari titik genangan yang terjadi sebelumnya.

Bahkan, ruas jalan dari arah Kota Pelaihari menuju simpang empat tersebut juga turut tenggelam yakni di wilayah Desa Atuatu.

Jaraknya sekitar 300-an meter dari simpangempat.

"Sementara ini jalur Atilam-Kunyit tak bisa lagi dilewati karena genangan cukup dalam dan melauas,' ucap Kapolres Tala AKBP Cuncun Kurniadi melalui Kasat Lantas AKP M Taufiq Qurahman.

Itu artinya, sementara waktu akses keluar masuk ke dan dari Kota Pelaihari terputus total.

Pasalnya, jalur poros Jalan A Yani juga terputus sejak runtuhnya oprit jembatan Pabahanan, Kamis menjelang petang kemarin.

Jembatan darurat memang telah dibikin oleh Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang, dan Pertanahan Tala.

Namun hanya dapat dilintasi pejalan kaki.

Taufiq mengimbau masyarakat agar sementara waktu saat ini tak bepergian jauh jika tak ada kepentingan mendesak.

Pasalnya cuaca masih ekstrem dan akses keluar masuk ke Pelaihari pun tertutup banjir

Ribuan orang mengungsi

Ribuan orang terpaksa mengungsi akibat banjir yang disebutkan hampir merata di seluruh provinsi itu.

Banjir disebabkan karena tingginya intensitas curah hujan yang melanda wilayah Kalimantan Selatan.

Di Kabupaten Tanah Laut (Tala), hujan yang terjadi sejak beberapa hari lalu hingga Jumat (15/1/2021) menyebabkan kian parah dan meluasnya paparan banjir.

Wilayah banjir terparah di Tala yakni di Kecamatan Kurau, Bumimakmur, dan Batibati, genangan di dalam rumah makin dalam.

Dilaporkan ada yang telah mencapai setinggi bahu orang dewasa.

Karena itu, gelombang pengungsian pun melonjak drastis.

Kemarin hingga malam tadi kami juga terlibat pengevakuasian korban banjir di Kecamatan Kurau dan Bumimakmur. Sudah ribuan orang yang diungsikan ke tempat aman," ucap Marliana, anggota Palang Merah Indonesia (PMI) Tala Marliana, Jumat (15/1/2021).

Ia menyebutkan, sejak beberapa hari lalu personel PMI Tala bersama semua pihak terkait bahu-membahu melakukan penanganan banjir.

Selain evakuasi, juga penyediaan makanan di dapur umum serta penyaluran bantuan berupa bahan pangan maupun pakaian layak pakai.

Dikatakannya, kondisi banjir di Kurau dan Bumimakmur sangat parah.

"Desa Kalibesar, Handilnegara, Handilmaluka tenggelam sudah. Maka itu evakuasi terus berlanjut," paparnya.

Masih cukup banyak warga di dua wilayah kecamatan bertetangga itu yang meminta dievakuasi.

"Kami sangat kekurangan armada perahu untuk evakuasi. Saat ini sangat diperlukan tambahan perahu maupun armada evakuasi lainnya seperti truk atau tronton," sebutnya.

Baca juga: Banjir Rendam Beberapa Desa di Kabupaten Banjar, Genangi 1.288 Rumah

Marliana mengatakan korban banjir diungsikan ke desa-desa tetangga yang berada di daratan tinggi seperti di Desa Malukabaulin, Kecamatan Kurau.

"Lalu di kediaman Pak Ego di Desa Kayuhabang Kecamatan Tambangulang. Sedikitnya sudah 3.000-an orang yang di situ saja," paparnya.

Dapur Umum Dipindah

Sementara itu, dapur umum Posko Penanganan Banjir Kecamatan Kurau dan Bumimakmur yang berada di halaman kantor Camat Kurau telah dipindahkan ke gedung badminton di Desa Padangluas milik warga setempat.

Camat Kurau, M Anang Pandi, mengatakan kantor kecamatannya akhirnya turut kebanjiran.

Jika semula hanya sebagian halaman yang tergenang rendah, sejak sekitar dua hari lalu genangan air merangsek ke dalam kantor.

"Maka itu dapur umum dipindah. Pengungsi yang semula menempati aula kantor camat Kurau juga dipindahkan," timpal Marliana.

Banjir di Banjar Baru

Hujan tidak ada hentinya, mulai dinihari hingga Jumat (15/1/2021) pagi.

Jalan-jalan bak Sungai.

Bahkan, di sebagian kawasan yang daerahnya rendah air menggenang sampai masuk ke dalam rumah.

Sehingga warga pun menggungsi.

Di daerah Guntung Manggis misalnya sudah ada ratusan Kepala Keluarga (KK) yang mengungsi ke tenda darurat BPBD Banjarbaru di Trikora.

Hujan sejak tadi malam, ketinggian debit air telah naik setinggi lutut, bahkan, di sekitar kompleks yang tidak jauh dari kelurahan Guntung Manggis, Banjarbaru sebagian telah mencapai setinggi dada orang dewasa.

"Tadi, saya sempat memantau di jalan perumahan kompleks Mahkota Kebun Manggis itu sekitar tingginya sedada orang dewasa. kalau sampai di sini mungkin tenggelam," urai Ketua RT 24 Guntung Manggis Rusliansyah. 

Baca juga: Ribuan Rumah di Kalsel Dilanda Banjir, Ketua DPD RI Sampaikan Keprihatinan

Ia menuturkan, hingga kini korban yang mengungsi ke dataran tinggi di Guntung Manggis, Banjarbaru hampir mencapai ratusan kepala keluarga (KK).

Meski sebagian memilih mengungsi di rumah kerabat.

Sebelumnya, Rusli mengatakan, tingginya debit air di kelurahan Guntung Manggis belum sampai ke kawasan RT 24.

Namun, sejak Minggu 11 Januari 2021, banjir mulai dirasakan oleh warga yang tinggal di wilayah sekitar itu.

Disebutkannya untuk logistik makanan diprediksi cukup.

Ia menyebutkan, ketersediaan tenda dan obat-obatan sangat dibutuhkan pihaknya saat ini, mengingat risiko berbagai penularan berbagai macam penyakit juga menjadi kekhawatiran serta perhatian dari warga sekitar.

"Tenda di sini masih kurang, bahkan, para pengungsi juga harus berdesak-desakan, minimal kalau bisa ditambah lagi. Selain itu pula, obat-obatan sebenarnya juga harus disediakan kalaupun berupa uang, kita akan sesuaikan dengan kebutuhan pengungsi yang bermalam di tenda darurat ini," katanya.

Sementara itu, salah satu pengungsi korban banjir di Guntung Manggis, Sumiati memaparkan, sudah berada di tenda darurat milik Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Banjarbaru selama dua hari sejak terjadinya banjir dengan intensitas curah hujan tinggi di kawasan tersebut.

"Sudah dua hari, sebelumnya tidak terlalu dalam, namun hari ini yang parahnya," ucapnya.

Dia berharap banjir tak parah lagi.

"Mudahan hujannya berhenti dan tak banjir lagi," harapnya

(Tribunnews.com/Daryono) (Banjarmasinpost)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini