News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Perebutan Harta Warisan Berujung Pembunuhan di Muratara, Ayah Ajak Anaknya Habisi Nyawa Saudara

Penulis: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi Jenazah

TRIBUNNEWS.COM, MURATARA - Ayah dan anak membunuh saudaranya di Kabupaten Musi Rawas Utara (Muratara), Sumatera Selatan.

Dilansir dari Tribunsumsel.com, korban diketahui bernama Ardeni alias Den bin M Awi (50).

Korban tercatat sebagai warga Dusun II Desa Karang Dapo I, Kecamatan Karang Dapo, Kabupaten Muratara.

Awalnya warga menemukan mayat Ardeni pada hari Kamis (14/1/2021) sekitar 15.00 WIB.

Mayat Ardeni tergeletak di muara pintu pondok yang ditempatinya di KM 4 Desa Jadi Mulya 1, Kecamatan Nibung, Kabupaten Muratara.

Saat ditemukan, mayat Ardeni dengan posisi terlentang diselimuti sehelai kain dan kepalanya miring ke kanan.

Tubuh Ardeni berlumuran darah dengan luka bacok di lehernya dan kepalanya nyaris putus.

Baca juga: Pria di Muratara Tewas Dibunuh Keponakan dan Kakak Kandung, Diduga Dipicu Persoalan Warisan

Setelah melihat korban, warga kemudian memberi tahu ke pemerintah desa setempat lalu melapor ke Polsek Nibung.

Kepala Desa Jadi Mulya 1, Gunardi mengatakan meski korban pembunuhan itu ditemukan di desanya, namun bukan warganya.

"Dia orang Karang Dapo, mencari nafkah di desa kami, kalau kata orang-orang dia kerjanya gesek kayu," ujar Gunardi.

Korban Ardeni awalnya diduga dibunuh keponakannya sendiri bernama Alek Sander (26).

Namun belakangan, pembunuhan tersebut diotaki Harun Sohar bin M Awi alias HS (50) yang tak lain kakak kandung korban sekaligus ayah dari Alek Sander alias AS.

Baca juga: Geger Telur Ayam Dibungkus Kain Kafan Jelang Pemungutan Suara Pilkada Muratara, Dikirim Tengah Malam

Polisi pun kini sudah menetapkan Alek Sander dan bapaknya Harun Sohar sebagai tersangka karena keduanya yang menghabisi nyawa Ardeni.

"Dua-duanya memang terlibat (membunuh), tapi pelaku utamanya bapaknya (HS), anaknya membantu," kata Kasatreskrim Polres Muratara, AKP Dedi Rahmad, Sabtu (16/1/2021).

"Bapaknya yang mengajak anaknya mencari korban, bapaknya pula yang pertama kali menebaskan parang ke leher korban," timpal Dedi.

Pelaku hendak lari ke Tasikmalaya

Dedi menjelaskan, sebelumnya polisi yang awalnya diduga sebagai pelaku utama pembunuhan.

AS sempat ingin melarikan diri ke wilayah Tasikmalaya, Jawa Barat.

"Kami mendapat informasi bahwa tersangka Alek naik travel jurusan Nibung-Linggau," kata Dedi.

Polisi mengejar AS ke Kota Lubuklinggau dan mendapatinya sedang berada di terminal Petanang.

Polisi langsung melakukan penangkapan dan pada saat akan ditangkap, tersangka AS berusaha melarikan diri.

Baca juga: Mayat Warga Jambi Terbawa Arus Sungai Rawas Muratara, Ditemukan 5 Kilometer dari Awal Tenggelam

"Kami sudah memberikan tembakan peringatan ke atas sebanyak tiga kali, tapi dia tetap ingin kabur," ujar Dedi.

Alhasil polisi memberikan tindakan tegas dan terukur dengan menembak kaki AS mengenai betis kanan dan kiri.

Tersangka AS yang berhasil dilumpuhkan langsung dibawa ke Mapolres Muratara untuk dilakukan penyidikan lebih lanjut.

Setelah dilakukan pemeriksaan terhadap AS didapati keterangan bahwa orangtuanya (HS) yang merupakan pelaku utama pembunuhan.

"Bapaknya yang mengajak mencari korban, bapaknya pula yang pertama kali menebaskan parang ke leher korban," ungkap Dedi.

Polisi kemudian menangkap ayah dari AS yakni HS di kediamannya tanpa perlawanan.

Diduga berebut warisan

Menurut Dedi, berdasarkan pengakuan kedua tersangka, keluarga mereka sudah sering ribut sejak lama dengan korban.

Sebelumnya diungkapkan polisi, motif dari pembunuhan sadis ini diduga dilatarbelakangi masalah harta warisan.

Belakangan diketahui ternyata tak hanya perkara harta warisan saja, masalah lain pun banyak yang memicu saudara kandung ini berseteru.

"Masalah dalam keluarga mereka ini sebenarnya sudah lama, masalahnya banyak, tidak hanya masalah harta warisan saja."

"Sudah sering ribut, tapi tidak sampai terjadi perkelahian, ribut mulut saja, baru kali ini disertai pakai senjata tajam," jelas Dedi.

Kejam nian...

Ardeni dikebumikan di tempat pemakaman umum (TPU) setempat, Jumat (15/1/2021) siang.

Pantauan Tribunsumsel.com, setelah korban dikebumikan, sebagian warga pulang namun keluarga korban tetap di pemakaman.

Mereka membaca Surah Yasin dan doa bersama di samping makam korban.

Baca juga: Sumur Minyak di Muratara Terbakar, Dilaporkan Penambang Alami Luka Bakar

Istri dan anak-anak korban tak henti-hentinya menangis sambil membaca Surah Yasin.

Korban diketahui memiliki dua orang istri dan 10 orang anak.

Anak yang ditinggalkan korban ada yang masih balita (bawah lima tahun) dan ada juga yang telah menikah.

"Ya Allah, kejam nian," tutur istri korban. (tribunsumsel.com/ sripoku.com/Rahmat Aizullah)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini