TRIBUNNEWS.COM - Puluhan warga Maliaya, Kabupaten Majene, Sulawesi Barat, belum memperoleh tenda pascagempa berkekuatan 6,2 SR melanda beberapa hari silam.
Untuk sementara mereka terpaksa tinggal di kandang ayam beralaskan terpal.
"Izin, kami butuh tenda, kasihan warga saya yang tinggal di kandang Ayam Potong Posko Desa Maliaya. Ada yang jual tenda, hubungi saya Kades Maliaya," tulis Masri diunggahan postingan Facebook.
Saat dihubungi tribun-timur.com, Minggu (17/1/2021), Masri menuturkan bahwa sudah ada bantuan yang datang. Tapi belum cukup.
Warga, lanjut dia, membutuhkan tenda yang layak untuk berteduh.
Baca juga: BNPB Catat 637 Korban Luka di Kabupaten Majene, 189 Orang di Kabupaten Mamuju
Baca juga: Warga Malunda Majene Pilih Kosongkan Kampung Khawatir Terjadi Gempa Susulan
Masri sangat mengharapkan bantuan pemerintah dan relawan kepada warganya.
Pascagempa sejak Kamis, warga Majene panik dan ketakutan. Mereka memilih meninggalkan rumah sehingga daerah setempat kosong.
Mereka khawatir akan ada gempa susulan yang lebih besar. Apalagi rentetan gempa masih terjadi di wilayah itu hingga hari ini.
Logistik dikawal ketat
Pendistribusian bantuan logistik korban gempa Majene, Sulawesi Barat, mendapat pengawalan ketat dari kepolisian.
Pengawalan tersebut dilakukan sebagai mengantipasi penjarahan di jalan.
Kepala Bagian Operasi, AKP Ujang Saputra, Minggu (17/1/2021) juga mengatakan kegiatan ini dilakukan agar bantuan tersalurkan secara merata.
Sebab, sebelumnya telah banyak beredar video penjarahan. Kejadian ini disebut mirip di Donggala saat gempa dan tsunami menggoncang Kota Palu dan sekitarnya.
"Untuk itu, kami kawal setiap logistik bantuan yang akan melintas dengan harapan bantuan tersalurkan secara merata," tuturnya.
Baca juga: Akses Jalan Mamuju-Majene Sudah Bisa Dilalui Setelah Putus karena Gempa