News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gempa di Sulawesi Barat

Aksi Heroik Anggota TNI Selamatkan 2 Orang yang 12 Jam Tertimbun Reruntuhan Kantor Gubernur Sulbar

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Dua security Kantor Gubernur Sulawesi Barat, Rahman (25) dan Muh Isra (25) berhasil dievakuasi dari reruntuhan bangunan akibat gempa Sulbar.

TRIBUNNEWS.COM, MAMUJU - Dua orang security Kantor Gubernur Sulawesi Barat (Sulbar) berhasil dievakuasi dari reruntuhan bangunan akibat gempa Sulbar.

Keduanya adalah Rahman (25) dan Muh Isra (25).

Keduanya terjebak dalam reruntuhan kantor gubernur Sulbar lebih kurang 12 jam.

Evakuasi tersebut berlangsung dari hari pertama gempa Mamuju pada hari Jumat, pekan lalu.

Proses evakuasi dilakukan oleh prajurit TNI AL dari tim Lanal Mamuju.

"Korban gempa dua security kantor Gubernur Sulbar tersebut terjebak selama 12 jam pada ruang sempit akibat reruntuhan gempa, kemudian prajurit TNI AL dari tim Lanal Mamuju berhasil menyelamatkannya, kata Komandan Pangkalan TNI AL Mamuju, Letkol Marinir La Ode Jimmy Senin (18/1/2021) siang dalam keterangannya kepada Tribun Timur.

Kondisi terkini Kantor Gubernur Sulawesi Barat atau Sulbar di Jl Abdul Malik Pattana Endeng, Mamuju, Jumat (15/1/2021), usai diguncang gempa. (Tribun Timur)

Baca juga: Gempa Kembali Mengguncang Majene Siang Ini

Baca juga: Bencana Alam Awal Tahun 2021: Longsor Sumedang, Gempa Sulbar, Banjir Kalsel, Gunung Semeru Meletus

Lebih lanjut dikatakan, prajurit TNI AL Lanal Mamuju yang berhasil evakuasi kedua yaitu Serda APM Rama, KLS Wahyu Apriyanto, KLD Rafindra dan KLS Septian Roleh.

Proses evakuasi korban berlangsung dari pukul 09.15 Wita hingga pukul 13.45 Wita.

Evakuasi korban gempa bumi di Sulawesi Barat tersebut kata Letkol Marinir La Ode, sesuai dengan arahan dari Kepala Staf Angkatan Laut (Kasal) Laksamana TNI Yudo Margono.

"Agar jajaran TNI AL dapat mendukung kegiatan dukungan operasional terutama dalam misi kemanusiaan terhadap bencana alam yang sedang terjadi termasuk dalam kegiatan Operasi Militer Selain Perang (OMSP)," jelasnya.

Data korban

Sementara itu,  Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mencatat, hingga Senin (18/1/2021) pagi, sebanyak 19.435 orang mengungsi pascagempa tersebut.

Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) Badan Nasional Penanggulangan Bencana melaporkan jumlah tersebut terbagi dalam dua kabupaten.

"Sebanyak 15.014 orang mengungsi di Kabupaten Mamuju dan 4.421 orang mengungsi di Kabupaten Majene," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Dr. Raditya Jati, dalam keterangannya.

Tercatat ada 25 titik pengungsian di Kabupaten Majene, yakni di Desa Kota Tinggi, Desa Lombong, Desa Kayu Angin, Desa Petabean, Desa Deking, Desa Mekata, Desa Kabiraan, Desa Lakkading, Desa Lembang serta Desa Limbua yang masih dalam proses pendataan.

Baca juga: Masih Ada Potensi Gempa Susulan di Sulawesi Barat, BMKG Imbau Masyarakat untuk Waspada

Sedangkan di Kabupaten Mamuju terdapat lima titik pengungsian di Kecamatan Mamuju dan Kecamatan Simboro yang masih dalam proses pendataan.

Korban meninggal akibat gempa tersebut sebanyak 81 orang, yaitu 11 orang meninggal di Kabupaten Majene dan 70 orang di Kabupaten Mamuju.

Pusdalops BNPB juga melaporkan sebanyak 64 orang mengalami luka berat di Kabupaten Majene dan 189 orang di Kabupaten Mamuju, sehinggal total korban dengan luka berat mencapai 253 orang.

Sedangkan korban dengan luka ringan tercatat sebanyak 679 orang.

Tes Antigen

Para pengungsi korban gempa di Sulawesi Barat bakal menjalani tes swab antigen untuk mencegah penyebaran virus corona di lingkungan pengungsian.

Kepala BNPB Doni Monardo yang juga menjabat sebagai Ketua Satuan Tugas Penanganan Covid-19 mengatakan pihaknya akan memberikan alat test cepat antigen.

"Nanti akan ada proses swab antigen, untuk kita menjamin para pengungsi tidak terpapar COVID-19," kata Doni melalui keterangan tertulis, Senin (18/1/2021).

Apabila terdapat warga pengungsi yang reaktif swab antigen, maka akan segera mendapatkan tindak lanjut dari Dinas Kesehatan setempat.

Selain itu, Doni juga meminta penangananan pengungsian warga yang terdampak Gempabumi Sulawesi Barat (Sulbar) agar memisahkan antara kelompok rentan dengan usia muda.

"(Untuk) mencegah penularan dan mengantisipasi adanya potensi risiko penyebaran Covid-19 di tempat pengungsian," tutur Doni.

Baca juga: Tenda Pengungsi di Majene Diterjang Angin Kencang hingga Porak-poranda

Seperti diketahui, sejumlah bangunan bertingkat di kota Mamuju dan Majene, Provinsi Sulawesi Barat roboh akibat gempa berkekuatan magnitudo 6,2 yang terjadi Jumat, pukul 02.28 WITA.

Pusat gempa berada di 4 kilometer Timur Laut Kabupaten Majene, Sulawesi Barat. Namun, getaran gempa terasa hingga Mamuju, Makassar hingga Palu.

Pada Sabtu (16/1/2021) pukul 06.32 WIB, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menginformasikan telah kembali terjadi gempabumi dengan kekuatan M5,0 di Kabupaten Majene. 

Sumber: Tribun Timur/Tribunnews.com

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini