Di antaranya seperti flu, batuk, gatal-gatal dan sakit perut.
Baca juga: Sido Muncul Salurkan Bantuan Rp240 Juta untuk Korban Gempa di Mamuju-Majene
Baca juga: Alat Berat Dikerahkan untuk Bersihkan Reruntuhan Rumah Warga Pascagempa Sulbar
Meskipun sudah ada bantuan dari beberapa relawan berupa obat-obatan, tapi sampai saat ini bantuan tersebut dinilai masih belum cukup untuk mengobati para pengungsi.
Wiwis menambahkan, bantuan makanan yang datang disebut sudah cukup untuk masyarakat.
Namun saat ini warga lebih membutuhkan asupan makanan yang bergizi.
"Apalagi di tempat pengungsian udaranya beda, sehingga membuat para pengungsi sangat rentan terkena penyakit," ujar Wiwis.
Baca juga: BNPB: Total Kerugian Pascagempa Sulawesi Barat Capai Rp829,1 MiliarĀ
Baca juga: PMI Terima Bantuan Rp 1,4 Miliar dari Palang Merah China untuk Gempa Sulbar
Pemerintah Setempat Sudah Mulai Datang Untuk Lakukan Peninjauan
Hingga saat ini warga Desa Sambabo sudah banyak mendapatkan bantuan dari relawan dan pemerintah.
"Untuk saat ini Alhamdulillah sudah banyak relawan yang memberikan bantuan."
"Pihak pemerintah pun sudah mulai berdatangan ke tempat pengungsian untuk memantau langsung keadaan di tempat pengungsian," tutur Wiwis.
Pemerintah setempat sudah memberikan bantuan berbagai kebutuhan warga selama di pengungsian, termasuk tenda.
Baca juga: TNI AD Bangun RS Darurat untuk Korban Gempa Mamuju Sulawesi Barat
Baca juga: Dibantu Dokter Marinir dan Kostrad, Seorang Pengungsi Korban Gempa Sulbar Melahirkan di Posko TNI
Sebagian pihak pemerintah yang datang juga melakukan pendataan terhadap bangunan-bangunan yang terdampak gempa.
Kemungkinan besar nantinya warga yang rumahnya rusak akibat gempa, akan diberi bantuan dari pemerintah.
Wiwis beserta warga Desa Sambabo lainnya berharap semoga semua bencana ini cepat berlalu.
Agar warga bisa menjalankan aktivitas mereka masing-masing dengan keadaan yang lebih baik.
Ia juga menambahkan, semoga pemerintah bisa memberikan bantuan yang layak bagi warga yang terdampak gempa.
(Tribunnews.com/Faryyanida Putwiliani)