TRIBUNNEWS,COM, SURABAYA - Menteri Kelautan dan Perikanan, Sakti Wahyu Trenggono secara virtual menyerahkan bantuan untuk sejumlah Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM) dari beberapa wilayah seperti Jakarta, Sukabumi, Subang, Pasuruan, Bondowoso, dan Sampang pada Jumat (29/12021).
Bantuan ini merupakan bentuk kepedulian pemerintah kepada masyarakat sebagai tambahan investasi bagi para pelaku usaha kecil.
Pandemi Covid-19 yang telah melanda Indonesia hampir satu tahun ke belakang tentu berdampak besar pada melesunya industri perikanan di beberapa wilayah.
Baca juga: Menteri KKP Trenggono Hentikan Ekspor Benih Lobster Sampai Ditemukan Solusi Terbaik
Kondisi ini menyebabkan berkurangnya serapan pasokan dari nelayan dan pembudidaya kepada pembeli sehingga terjadilah penumpukan hasil produksi serta penurunan mutu dan pembusukan karena ikan tidak tertangani dengan baik.
“Ikan merupakan bahan pangan istimewa karena kandungan gizinya yang baik. Di sisi lain, ikan bersifat mudah rusak jika tidak cepat terdistribusikan sehingga perlu pengelolaan dan dukungan sarana dan prasana khusus untuk menjaga mutu dan keamanan pangannya. Hal itulah yang melatarbelakangi stimulus bantuan ini harus segera dilakukan guna meningkatkan stamina dan imunitas kelompok masyarakat tersebut,” ucap Menteri Trenggono dalam sambutannya.
Bantuan Bantuan berupa cold storage atau gudang beku berkapasitas 20-50 ton tersebut diberikan kepada 5 kelompok masyarakat di lima lokasi, yaitu Kabupaten Bondowoso, Kabupaten Pasuruan, Kabupaten Sumenep, Kabupaten Subang dan Kabupaten Sukabumi.
Baca juga: KKP Tak Terbitkan Izin Kapal Ikan Asing Beroperasi di Perairan Indonesia
Bantuan ini merupakan bagian dari stimulus penanggulangan dampak ekonomi Covid-19. Sekaligus upaya menghindari penurunan kualitas dan harga ikan yang drastis di tingkat nelayan atau pembudidaya.
"Tujuannya untuk menjamin tersedianya pasokan bahan baku bagi UMKM pengolahan ikan sekaligus konsumsi ikan," ujar Menteri Trenggono saat penyerahan secara simbolik secara daring, Jumat (29/1/2021).
Ia berharap, melalui sarana penyimpanan beku ini bisa dimanfaatkan untuk menyimpan kelebihan produksi saat musim puncak.
Selain itu, menjaga harga agar tetap stabil di tingkat nelayan serta dapat menjamin ketersediaan ikan pada saat musim paceklik.
"Pemberian bantuan stimulus ini diharapkan bisa dimanfaatkan secara optimal. Sehingga kapasitas berusaha, kualitas dan kuantitas bahan baku terjamin untuk industri pengolahan dan perikanan," terangnya.
"Dengan demikian pula diharapkan dapat menguatkan dan meningkatkan peranan UMKM sektor kelautan dan perikanan sekaligus membangun rasa percaya diri dalam menghadapi tantangan ke depan," tambahnya.
Untuk bantuan berupa KUR sebesar Rp250.000.000,- diberikan kepada Japar, seorang Pedagang Ikan segar di Muara Angke Jakarta. Sementara KUR sebesar Rp175.000.000,- diterima oleh H. Jauri seorang penangkap ikan laut dari Jember, dan KUR senilai Rp85.000.000 untuk Suparto pedagang ikan dari Bondowoso.
Direktur Logistik Ditjen PDSPKP KKP, Innes Rahmania mengatakan dari hasil survei meski Bondowoso bukan wilayah pantai, namun memiliki fasilitas pasar ikan khusus pindang yang menjadi salah satu pasar ikan terbesar di Jawa Timur. Pasar tersebut terletak di Kelurahan Kota Kulon.
Kuta Kulon menjadi tempat pertemuan para pedagang besar ikan pindang dari berbagai kota di Jawa Timur, di antaranya Jember, Situbondo, dan Banyuwangi.
"Kami memberanikan diri meletakkan cold storage di Bondowoso. Kami berharap banyak dengan adanya cold storage bisa menjangkau lebih luas dan daya awet ikan pun lebih lama," ungkapnya.
Berita ini tayang di Surya dengan judul: Menteri Kelautan dan Perikanan Bagikan Cold Storage kepada 5 Kelompok Masyarakat di Jatim