TRIBUNNEWS.COM, RANTEPAO - ASD (18) dan pacarnya SVP (15) ditemukan tewas gantung diri, Minggu (31/1/2021) malam di sebuah kamar kos di Jl Serang, Kabupaten Toraja Utara.
Pasangan kekasih ini pertama kali ditemukan oleh saksi bernama Henokh (24) sekira pukul 20.00 Wita.
Semula Henokh mendapat telepon dari seorang perempuan bernama Ani.
Ani adalah keluarga dari salah satu korban.
"Kebetulan malam itu saksi berada di sekitar kosan, ia mendapat telepon untuk mengecek kamar korban. Jadi Ani ini memang sudah curiga," papar Kapolsek Rantepao Kompol Marten Buttu.
Setelah menerima telepon tersebut, Henokh langsung mendatangi kamar kos yang dimaksud.
Benar saja, dua sejoli ini sudah dalam posisi tergantung menggunakan tali berwarna biru.
"Saksi yang masih kaget lalu berlari untuk memanggil warga lain dan juga aparat kepolisian," ujarnya.
Setelah berhasil dievakuasi jasad kedua korban dibawa ke rumah sakit (RS) Elim Rantepao.
Namun saat ini sudah dibawa di kampung halaman masing-masing.
Baca juga: Pasangan Kekasih Tewas di Kamar Kos, Kasus Bunuh Diri Keempat Selama Januari 2021 di Tana Toraja
"Iya tadi subuh sudah dibawa ke rumah duka masing-masing karena beda kampungnya. Untuk motif bunuh diri masih didalami," pungkasnya.
Kasus Keempat Januari 2021
Catatan Tribuntoraja.com, sepanjang tahun 2020 terjadi 30 kasus bunuh diri. Tana Toraja 14 kasus dan di Toraja Utara 16 kasus.
Sedangkan mengawali tahun 2021 ini, sudah tiga warga Toraja mengakhiri hidup dengan cara gantung diri.
Tiga kasus ini sangat memprihatinkan sebab pelakunya masih berusia muda, yakni RB (20), ES (20) dan DN (18).
Salah satu tokoh pemuda Toraja, Brikken Linde Bonting yang juga eks Ketua KNPI Toraja Utara mengaku turut prihatin.
Apalagi korbannya dominan masih berusia muda yang sejatinya masih memiliki masa depan yang cerah.
Dari kasus bunuh yang terjadi menurut Brikken menjadi tamparan bagi semua masyarakat Toraja.
"Hal seperti ini seharusnya tidak terjadi, sebagai tokoh pemuda saya merasakan bahwa ini menjadi tamparan bagi kita semua," ujarnya.
Brikken berharap semua stakeholder agar segera membuka diri terkait apa yang menjadi penyebab usia muda menyudahi hidupnya secara paksa.
Juga, perlu dibangun ruang komunikasi secara terus-menerus antar lintas lembaga baik pemerintah, aparat penegak hukum, tokoh agama, tokoh adat, pendidik dan organisasi kepemudaan untuk mencari solusi terbaik, tanpa harus menyalahkan.
"Dan yang terpenting adalah edukasi dalam lingkungan keluarga sebagai benteng terakhir," tutur Brikken yang juga Koordinator Gerakan Milenial Sangtorayan.
Brikken menambahkan, persoalan sosial begitu banyak, apalagi di tengah pandemi Covid-19 saat ini.
Dimana situasi ekonomi kurang kondusif, dan kegiatan-kegiatan harus menyesuaikan dengan hidup yang baru atau new normal.
Oleh karena itu ia berharap ada gerakan turun tangan baik perseorangan maupun Lembaga Swadaya Masyarakat untuk melakukan edukasi dampak bunuh diri di usia muda.
Baca juga: Pasangan Kekasih yang Tewas Gantung Diri di Toraja Utara Masih Berusia Belasan Tahun
"Ayo selamatkan generasi kita, bunuh diri bukan solusi, justru menjadi beban bagi orang yang ditinggalkan," pungkasnya.
Upaya Pencegahan
Menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), hampir 800.000 orang meninggal dunia karena bunuh diri setiap tahunnya.
Dengan kata lain, bunuh diri telah menjadi fenomena global yang terjadi di sepanjang kehidupan. Oleh karena itu, dibutuhkan intervensi aktif untuk mengurangi angka tersebut.
Melansir kompas.com dengan artikel berjudul "Hal yang Harus Dilakukan untuk Mencegah Tindakan Bunuh Diri", ada banyak faktor yang membuat seseorang nekat melakukan bunuh diri.
Namun, hal paling umum yang memicu keinginan bunuh diri adalah gangguan mental berupa depresi berat.
Depresi membuat penderitanya merasakan sakit emosional yang hebat hingga kehilangan harapan.
Kondisi tersebut kerap membuat mereka tidak bisa menemukan cara lain untuk menghilangkan rasa sakit yang dialaminya selain kematian.
Selain itu, gangguan mental lain yang bisa memicu keinginan bunuh diri antara lain: gangguan bipolar boderline personality disorder eating disorder atau gangguan makan skizofrenia gangguan stres pascatrauma Mencegah bunuh diri Cara terbaik untuk mencegah bunuh diri adalah dengan mengenali tanda-tandanya.
Berikut tanda-tanda seseorang yang memiliki keinginan bunuh diri:
- menarik diri dari teman atau keluarga
- merasa kehilangan harapan
- membicarakan kematian
- kehilangan minat pada aktivitas kegemarannya
- mengalami perubahan mood ekstrem
- menunjukkan tanda-tanda kecemasan
- mudah kesal pada hal-hal kecil
Lalu, apa yang harus kita lakukan saat orang terdekat menunjukan tanda-tanda bunuh diri?
Ketika ada teman atau keluarga menunjukkan tanda-tanda bunuh diri, berikut langkah-langkah yang bisa kita lakukan:
1. Jangan remehkan perasaan mereka
Meski kita merasa masalah yang mereka alami bukanlah hal besar, jangan menyepelekan apa yang mereka rasakan.
Hal terpenting yang harus kita perhatikan adalah seberapa serius mereka memandang persoalan hidup yang dialami.
Selain itu, dengarkan apa yang mereka katakan tanpa memberikan penilaian pribadi.
Jangan sampai kita meremehkan pengalaman atau emosi mereka.
2. Anggap tindakan bunuh diri sebagai tangisan meminta bantuan
Ketika seseorang mencoba bunuh diri, belum tentu mereka ingin mati.
Sebaliknya, perilaku bunuh diri adalah indikator bahwa mereka menderita secara emosional tanpa mengetahui bagaimana cara menghadapinya.
Baca juga: Pria di Toraja Utara Ditemukan Tewas Gantung Diri, Diduga karena Depresi
Itu sebabnya, mereka memandang bunuh diri sebagai satu-satunya jalan untuk mengakhiri penderitaan yang mereka hadapi.
Hal yang harus kita lakukan adalah berusaha mendekati mereka dan yakinkan mereka jika Anda selalu ada untuk memberi bantuan.
3. Jadi pendengar yang baik
Menceritakan apa yang kita rasakan bisa membantu melepaskan sebagian beban, termasuk mencegah keinginan bunuh diri.
Oleh karena itu, sebisa mungkin kita harus bisa menjadi pendengar yang baik ketika dipercaya oleh orang lain sebagai tempat mereka untuk menceritakan permasalahan hidupnya.
Menjadi pendengar yang baik tidak memerlukan keahlian khusus.
Kita hanya perlu mendengarkan ceritanya tanpa membrikan penilaian pribadi. Cukup hadir dan tunjukkan bahwa kita peduli padanya sudah mampu menyelamatkan nyawa mereka yang berniat mengakhiri hidup.
4. Dorong mereka untuk mendapatkan bantuan profesional
Meski keinginan kasus bunuh diri bisa muncul secara tiba-tiba, kemungkinan besar pemicunya telah ada dalam waktu yang lama.
Itu sebabnya, mendapatkan bantuan profesional dengan segera bisa menjadi langkah yang penting dalam mencegah bunuh diri.
Hilangkan stigma seputar bunuh diri dan beri semangat orang-orang yang sedang berjuang dengan tekanan emosional untuk mendapatkan bantuan profesional.
DISCLAIMER: Berita atau artikel ini tidak bertujuan menginspirasi tindakan bunuh diri.
Pembaca yang merasa memerlukan layanan konsultasi masalah kejiwaan, terlebih pernah terbersit keinginan melakukan percobaan bunuh diri, jangan ragu bercerita, konsultasi atau memeriksakan diri ke psikiater di rumah sakit yang memiliki fasilitas layanan kesehatan jiwa.
Artikel ini telah tayang di tribun-timur.com dengan judul Kronologi Sepasang Kekasih di Toraja Utara Ditemukan Tewas Gantung Diri Dalam Kamar Kos