TRIBUNNEWS.COM - Seorang kakek bernama Burhanuddin (70) membagikan pengalamannya saat menjadi korban penipuan bisnis madu palsu di Aceh Timur.
Penjual sembako asal Desa Kuta Blang, Kecamatan Idi Rayeuk, Aceh Timur itu harus merugi hingga Rp 30 juta rupiah.
Bahkan, Burhanuddin harus rela meminjam dari orang lain, dan hasil menjual perhiasan istrinya, serta menggunakan uang tabungan pribadinya.
Burhanuddin bercerita kronologis awal kejadian tersebut, berawal pada awal Januari 2021 lalu, datang dua pemuda ke keudenya jelang Magrib menggunakan sepeda motor.
Baca juga: Terbukti Bersalah Nodai Santriwatinya Berkali-kali, Pria 50 Tahun di Aceh Divonis 11 Tahun Bui
Kedua pemuda itu mengaku oknum anggota, satu menunggu di sepeda motor, dan satu lagi mengaku bernama Adi, menghampiri kek Burhan dan menawarkan madu sebanyak 4 kg dengan harga Rp 150 ribu per kg.
Saat itu, kata Kek Burhan, ia tidak mau membeli. Tapi, orang tersebut meminta tolong agar dibeli madunya karena sedang susah.
Setelah ditawar, kek Burhan membeli madu tersebut dengan harga Rp 100 ribu per kg, dan dibeli sebanyak 2 kg.
Sedangkan 2 kg lagi ditinggalkan oleh kedua pemuda itu dengan catatan hutang.
"Saat itu dua pemuda itu juga mengambil rokok Marlboro dua bungkus," ungkap Kek Burhan.
Satu Minggu kemudian, ungkap kek Burhan, si Adi menagih hutang sisa harga 2 kg madu yang ditinggalkan sebelumnya.
Karena sudah diambil rokok Marlboro dua bungkus, maka sisa hutang Rp 150 lagi.
Kemudian setelah satu Minggu kemudian, ungkap Kek Burhan, kedua pemuda itu datang lagi menawarkan madu.
Tapi tidak dibeli kek Burhan karena tidak ada uang, lalu pemuda tersebut pergi.
Baca juga: Sempat Terpapar Covid-19, 5 Nelayan yang Dibebaskan dari Penjara India Tiba di Aceh
"Terus dua Minggu kemudian datang lagi kedua pemuda itu membawa 10 kg madu. Waktu itu semuanya saya beli Rp 500 ribu," ungkap Burhan.
Satu Minggu kemudian pemuda tersebut datang lagi membawa madu 21 kg, dan dibeli kek Burhan dengan harga Rp 1 juta.
Lalu dua hari kemudian, jelas Kek Burhan, datang seseorang yang mengaku bernama Rahmatsyah, ke Keudenya untuk membeli rokok dan Aqua.
Orang tersebut turun dari mobil Avanza putih yang diparkir di seberang jalan depan Keude.
Lalu setelah membeli rokok orang itu menanyakan harga dan keaslian madu yang dijual kek Burhan dalam botol di keudenya.
"Saya jawab, menurut orang yang jual ke saya madu ini asli. Lalu setelah dites oleh Rahmatsyah, dia memborong semua madu yang saya jual dengan harga Rp 130 ribu per botol, sehingga total dia bayar ke saya Rp 3 juta," ungkap kek Burhan.
Setelah dibayar madu tersebut diminta untuk dimasukkan ke dalam jerigen agar tak pecah saat ditaruk dalam mobil.
Setelah, membayar madu tersebut Rahmat, meminta Kek Burhan agar mencari madu jenis bening dan akan dibelinya dengan harga Rp 900 ribu per kg.
Baca juga: Polisi Amankan 11 Tersangka Terkait Kasus Sabu 353 Kilogram yang Tak Bertuan di Aceh
"Saat itu orang tersebut (Rahmat) bilang ke saya. Berapapun madu bening yang ada akan dibeli dengan harga Rp 900 ribu per kg," ungkap Burhan.
Tak lama kemudian, ungkap kek Burhan, Adi menelpon dan menawarkan madu lagi, termasuk ada madu bening sekitar 50 kg dengan harga Rp 500 ribu per kg.
Karena ada yang menawarkan madu bening, ungkap Burhan, lalu ia menelepon Rahmat yang mengaku mau membeli madu bening Rp 900 ribu per kg.
Dalam telepon itu, Rahmat, meminta kek Burhan agar membeli berapapun madu bening yang ada, karena akan dia beli semuanya dengan harga Rp 900 ribu per kg, dan akan dibayar kontan.
Karena tergiur dengan iming-iming si Rahmatsyah ini, ungkap Burhan, lalu ia meminta Adi datang ke keudenya membawa madu bening tersebut.
Setelah ditimbang, berat madu bening sebanyak 60 kg, sedangkan madu biasa 12 kg, tapi si Adi minta dibayar saja Rp 28 juta.
"Karena saat itu uang saya tak cukup saya jual perhiasan istri, dan meminjam uang tetangga untuk mencukupi pembayaran,"
"Saat itu saya sempat tawar Rp 400 per kg harganya tapi tak dikasih. Maka langsung saya bayarkan Rp 28 juta," ungkap Burhan.
"Setelah menerima uang tersebut Adi pergi, lalu saya telepon HP Pak Rahmat tidak aktif lagi. Begitu juga nomor HP Adi tidak aktif lagi," ungkap Rahmat.
Baca juga: Profil Cut Syifa, Artis Sinetron Berdarah Aceh yang Kini Putuskan Berhijab
Burhan, mengaku sejak awal dia beli madu dari Adi dan dijualnya di Keude tak ada laku satupun.
"Tidak ada yang laku, saya tergiur membelinya, karena diiming-imingi akan dia beli madu bening Rp 900 ribu, sedangkan yang saya beli Rp 500 ribu, jadi ada laba Rp 400 ribu per kg.
Ternyata, saya ditipu oleh sindikat penjual madu palsu ini yang menjalankan aksinya secara bersama-sama," ungkap kek Burhan.
Kek Burhan, mengaku selain dirinya ada juga juga warga Desa Alue Kumba, Kecamatan Idi Tunong, yang tertipu dengan sindikat ini dengan kerugian Rp 45 juta.
Burhan mengaku sudah melaporkan sindikat penipuan dengan modus menjual madu tersebut ke Mapolsek Idi Rayeuk.
"Saya berharap sindikat ini bisa ditangkap, dan bersedia mengembalikan uang saya, serta diproses hukum agar tidak menimbulkan korban yang lebih banyak lagi," harap Burhan, yang mengaku ada menyimpan foto Adi yang menerima uang Rp 28 juta saat transaksi madu palsu tersebut.
Artikel ini telah tayang di serambinews.com dengan judul Kek Burhan Tertipu Puluhan Juta oleh Sindikat Penjual Madu Palsu di Aceh Timur, Begini Kronologisnya
(Serambinews.com/ Seni Hendri)