Laporan Wartawan TribunAmbon.com, Fandi Wattimena
TRIBUNNEWS.COM, AMBON - Dahlan Kocan, seorang warga Desa Mising, Kecamatan Kilmury, Seram Bagian Timur yang menderita sakit dievakuasi menggunakan gerobak menuju Puskesmas untuk mendapatkan perawatan medis, Minggu (21/2/2021) siang.
Pasien tersebut dibawa menggunakan gerobak karena belum adanya akses jalan dan jembatan menuju satu-satunya puskesmas yang berada di Desa Kilmury, Ibu Kota Kecamatan Kilmury.
Untuk sampai ke Puskesmas, Dahlan Kocan beserta puluhan warga pengantar itu menempuh jarak kurang lebih 10 kilometer melewati bibir pantai dan menyeberangi empat sungai, yakni, Sungai Toti, Wana, Tala dan Sungai Kurit.
"Belum ada akses jalan dan jembatan hingga kini," kata warga yang ikut mengantar, Husni Sopanputi kepada TribunAmbon.com, Senin (22/2/2021).
Saat evakuasi, Dahlan diletakkan di dalam gerobak yang dialas tikar dan bantal untuk menopang bagian kepala.
Pria yang sehari-hari bekerja sebagai petani itu menderita sejumlah cedera pada bagian tubuh lantaran dianiaya.
Untuk mengantisipasi kondisi medan yang berat, Dahlan diantar lebih dari 20 orang warga sekampungnya.
"Saat akan melewati sungai, Dahlan dipikul, sementara gerobak juga diangkat sendiri. Sampai di seberang sungai, barulah diletakkan lagi dalam gerobak," ungkap warga Desa Selor itu.
"Begitu terus saat menyeberangi empat sungai," imbuhnya.
Kurang lebih tiga jam perjalanan, barulah Dahlan tiba di Puskesmas dan langsung mendapatkan perawatan medis.
"Di sini cuman ada puskesmas, namun fasilitasnya juga tidak begitu memadai," ujarnya.
Biasanya, warga Desa Mising melewati jalur laut untuk ke ibu kota kecamatan.
Namun, tidak memungkinkan karena kondisi cuaca masih buruk.
"Mau lewat laut tapi ombak masih cukup tinggi," tandasnya.
Kecamatan Kilmury merupakan satu dari beberapa kecamatan di SBT masuk daerah Tertinggal, Terdepan dan Terluar (3T).
Akses perhubungan, penerangan dan komunikasi masih menjadi persoalan yang hingga kini belum terselesaikan.
Baca juga: Menteri Nadiem Tantang Mahasiswa Mengajar di SD Terpencil, Simak Syaratnya
Baca juga: Fakta Unik Rumah Paling Kesepian di Dunia, Satu-satunya Bangunan di Pulau Terpencil Tak Berpenghuni
Ada Puskesmas Pembantu
Sementara itu Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Seram Bagian Timur (SBT), Malik RM Yusuf menyayangkan peristiwa tersebut.
Menurutnya, kejadian tersebut seharusnya tidak terjadi lantaran terdapat puskesmas pembantu (Pustu) di Desa Selor.
Desa Selor adalah desa terdekat dari Desa Mising, tempat Dahlan Kocan dirawat di rumahnya sebelum dia dievakuasi ke Puskesmas induk di Kilmury, ibu kota kecamatan.
"Di Desa Selor itu ada puskesmas pembantu, kalo tidak salah dibangun oleh PNPM," Plt Kepala Dinas Kesehatan Seram Bagian Timur, Malik RM Yusuf kepada TribunAmbon.com melalui panggilan telepon, Selasa (23/2/2021) pagi.
Menurutnya, pustu itu dikelola oleh tenaga kesehatan lulusan desa setempat dan tersedia obat-obatan standar kesehatan.
"Ada tenaga perawat honor, mereka relawan," ujarnya.
Namun saat kejadian evakuasi itu, tenaga kesehatan itu tidak berada di tempat sehingga layanan sementara terhenti.
"Satu tenaga kesehatan lagi ke Kilmury, satunya lagi ke Bula. Tengah ikut vaksinasi Covid-19," jelasnya.
"Saat ini saya sudah berkoordinasi dengan kepala puskesmas terkait hal itu," imbuhnya.
Sementara itu, pengakuan kerabat Dahlan, Puskesmas Pembantu di Desa Selor hingga saat ini belum berfungsi. Alhasil warga yang yang membutuhkan layanan kesehatan selalu ke Puskesmas Induk.
"Ada Pustu, tapi belum berfungsi," ujarnya Husni Sopanputi, Selasa.
Seperti diberitakan, Dahlan, warga Desa Mising terpaksa dievakuasi menggunakan gerobak ke Puskesmas untuk mendapatkan perawatan medis
Untuk sampai ke Puskesmas, Dahlan bersama puluhan warga pengantar harus menempuh jarak kurang lebih 10 kilometer melewati bibir pantai dan menyeberangi empat sungai.
Artikel ini telah tayang di Tribunambon.com dengan judul Butuh Perawatan Medis, Pria Kilmury SBT Dievakuasi Pakai Gerobak Lewati Pantai dan Empat Sungai