TRIBUNNEWS.COM - Seorang anggota DPRD Bantul bernam Supriyono menjadi viral setelah menyebut pemakaman jenazah Covid-19 seperti anjing.
Supriyono ternyata berlatar belakang guru.
Ia kemudian diberhentikan dari PNS karena mengurus partai.
Diberitakan sebelumnya, pernyataan Supriyono terkait pasien Covid-19 menimbulkan kemarahan relawan Covid-19 di Kabupaten Bantul, Provinsi DI Yogyakarta.
Pernyataan itu terekam dalam video berdurasi 30 detik yang kemudian viral di media sosial.
Dalam pernyataanya, Supriyono menyebut Dinas Kesehatan mendapatkan proyek dari Covid-19.
"Mati lan urip iku kagungane Gusti. Ora opo-opo di-Covid-ke, opo-opo di-Covid-ke. Bar operasi kanker payudara, penyakit gula, mulih di-Covid-ke. Njur le mendem kaya mendem kirik. Seko Dinas kesehatan entuk proyek melakukan sakpenake dewe. (Hidup dan urusan urusannya Tuhan. Tidak ada apa-apa di-Covid-kan, apa-apa di-Covid-kan. Habis operasi kanker payudara, penyakit gula, pulang di-Covid-kan. Lalu menguburnya seperti mengubur anjing. Dari dinas kesehatan dapat proyek semaunya sendiri), "katanya dalam video tersebut, sebagaimana dikutip dari Kompas.com.
Akibat pernyataanya itu, relawan Covid-19 pun menggeruduk DPRD Bantul pada Senin (22/2/2021) kemarin.
Mereka menuntut permintaan maaf dan klarifikasi Supriyono karena telah menuding pemakaman Covid-19 menjadi ajang proyek.
Baca juga: VIDEO Viral Stadion GBLA Jadi Kolam Ikan, Pengelola Beri Bantahan: Bukan Kolam, Cuma Genangan Air
Baca juga: PPKM Mikro Jawa-Bali Bawa Dampak Positif Penanganan Covid-19
Baca juga: Hotman Paris Akhirnya Terima Vaksin Covid-19, Sebut Sempat Dicegah: Banyak Teman yang Masih Ragu
Ketua Forum Pengurangan Resiko Bencama (FPRB) Bantul, Waljito, tersinggung dengan pernyataan Supriyono.
Dia memberi waktu 1x24 jam untuk anggota dewan tersebut meminta maaf secara terbuka melalui media massa dan media sosial.
"Dia sampaikan pemakaman Covid seperti memakamkan anjing. Padahal, SOP sudah jelas tidak akan seperti itu," kata Waljito.
Pada Selasa ini, Supriyono akhirnya meminta maaf.
"Kami manusia biasa yang punya ketidaksadaran, ketidaktahuan, dan keterbatasan. Maka dari itu atas penyampaian saya yang di Kulonprogo kemarin, ada statement yang menyakitkan relawan dalam rangka penanganan COVID-19 di Kabupaten Bantul. Dari lubuk hati yang paling dalam saya mohon maaf pada FPRB dan semua relawan yang ada di Kabupaten Bantul, desa maupun provinsi," katanya, Selasa (23/02/2021) dikutip dari TribunJogja.