News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Ada Rawa Dataran Rendah hingga Pegunungan, Siklus Tata Air di Barabai Rentan Perubahan Tata Ruang

Editor: Eko Sutriyanto
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Banjir yang mengepung perumahan di perkotaan Barabai Hulu Sungai Tengah (HST) Kalimantan Selatan (Kalsel) belum menyusut.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dahulu Kalimantan dibangun dengan konsep tata ruang bebas banjir.

Namun dengan kondisi pertumbuhan saat ini, konsep tersebut tidaklah berlaku lagi.

"Seiring pertumbuhan pembangunan dan masyarakat di wilayah ini menghasilkan perubahan konsep tata ruang," kata Pakar Hidrogeologi dan Sumberdaya Air Dr Sci Rachmat Fajar Lubis dalam keterangannya, Kamis (25/2/2021).

Kondisi ini ditambah lagi dengan perubahan iklim yang memunculkan event-event cuaca ekstrim seperti perubahan intensitas hujan yang terjadi belakangan ini, membuat konsep bebas banjir ini harus dikaji ulang.

Sebagai provinsi yang disebut-sebut memiliki sejarah banjir sejak 1823, Kalimantan Selatan memiliki keunikan secara geologi.

Baca juga: Banjir pada DAS Barito Kalsel yaitu DTA Riam Kiwa, Kurau dan Barabai karena Curah Hujan Ekstrim

Salah satu wilayah yang menjadi prioritas kajian ini adalah kota Barabai, yang berada di Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

Kota ini secara geografis terbagi dalam tiga kawasan rawa, dataran rendah, dan wilayah pegunungan Meratus. 

Hingga secara alami kawasan ini memiliki siklus tata air (hidrologi) yang sangat rentan akan perubahan tata ruang yang secara langsung dapat merubah neraca keseimbangan air (water balance) yang ada.

“Ini bukan saja terhadap sistem tata air tetapi juga sistem lainnya.

Ini sebabnya harus selalu ada Analisa Dampak Lingkungan yang akan terjadi apabila direncanakan akan ada suatu aktifitas baru di suatu wilayah yang berskala besar,” ungkap Peneliti Geoteknologi LIPI ini.

Baca juga: Safrizal Dilantik Sebagai Penjabat Gubernur Kalimantan Selatan

Barabai adalah sebuah kota kecamatan sekaligus pusat pemerintahan Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Provinsi Kalimantan Selatan, Indonesia.

Barabai terletak di tepi sungai Barabai dan berjarak 165 km di sebelah utara Kota Banjarmasin, ibu kota provinsi.

Lokasinya yang terletak di kaki pegunungan Meratus dan bagian dari Daerah Aliran Sungai Barito menjadikan wilayah ini memiliki potensi banjir.

Bencana banjir yang melanda Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan pada Januari 2021 lalu, memang sangat memprihatinkan.

Dampaknya tidak saja hanya menghancurkan  harta benda dan infrastruktur tapi juga telah mengakibatkan korban jiwa.

Banjir yang terjadi merupakan beberapa gambaran fenomena geologi yang kerap terjadi.

Namun demikian sudah seharusnya dilakukan pengkajian untuk merekayasa wilayah ini sehingga mempunyai tata kelola air yang baik untuk meminimalisir dampak yang terjadi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini