Laporan Wartawan TribunPalu.com, Kristina Natalia
TRIBUNNEWS.COM, PALU - Kapolda Sulteng Irjen Pol Abdul Rakhman Baso mengatakan kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora di Poso diduga berencana melakukan aksi teror terhadap masyarakat.
Aksi teror dilakukan kelompok teroris MIT agar logistik mereka tetap terpenuhi selama bersembunyi di hutan.
Diketahui, kelompok teroris pimpinan Ali Kalora terlibat baku tembak dengan aparat TNI-Polri di wilayah pegunungan Andole, Poso Pesisir Utara, Poso, Sulawesi Tengah, Senin (1/3/2021) sekira pukul 16.30 WITA.
Baca juga: Kelompok Ali Kalora Cs Terlibat Baku Tembak Saat Tengah Ambil Bahan Makanan dari Kurir
Akibat peristiwa tersebut, dua anggota kelompok teroris MIT tewas dan seorang anggota TNI gugur.
“Ada kegiatan kelompok ini, kemungkinan melakukan amaliyah,” kata Kapolda Sulteng, Selasa (2/3/2021) siang.
Dari informasi masyarakat, biasanya kelompok MIT Poso memaksa warga untuk membantu persediaan logistik.
Baca juga: Kronologi Baku Tembak TNI-Polri dengan Kelompok Teroris Poso, Anak Santoso Tewas Akibat Ledakan Bom
“Kalau bertemu dengan masyarakat yang tidak bisa membantu atau membelikan apa, itu diteror,” jelasnya.
“Kemungkinan ya, itu informasi yang kita peroleh dari masyarakat,” tambahnya.
Tewas karena bom meledak
Diketahui Satgas Madago Raya terlibat baku tembak dengan Kelompok teroris Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pimpinan Ali Kalora di wilayah pegunungan Andole, Poso Pesisir Utara, Poso, Sulawesi Tengah, Senin (1/3/2021) sekira pukul 16.30 WITA.
Dalam peristiwa baku tembak tersebut dua anggota kelompok Ali Kalora tewas.
Dua anggota kelompok Ali Kalora yang tewas masing-masing atas nama Khairul alias Irul alias Aslam dan Alvin alias Mus’ab.
Diketahui Khairul merupakan anak dari pentolan teroris MIT, Santoso.
Khairus meregang nyawa akibat bom yang dibawanya sendiri.
Baca juga: Kelompok Ali Kalora Cs Terlibat Baku Tembak Saat Tengah Ambil Bahan Makanan dari Kurir
Bom tersebut meledak di tubuh Khairul, mengakibatkan luka bakar yang sangat serius.
Luka bakar tersebut dilaporkan menjadi penyebab kematian Khairul.
Sementara rekannya, Alvin tewas akibat tembakan di kepala.
“Bom meledak di badannya sendiri sehingga mengalami luka bakar,” kata Kapolda Sulawesi Tengah Irjen Pol Abdul Rakhman Baso dilansir dari Tribunpalu.com, Selasa (2/3/2021).
Pihak Kepolisian pun segera melakukan identifikasi terhadap jenazah dua anggota MIT Poso tersebut.
“Mudah-mudahan dalam waktu tidak akan lama kita akan perkuat dengan sidik jari dan DNA,” jelas Kapolda Sulteng.
Kronologi
Peristiwa bermula saat Satgas Madago Raya mengendus keberadaan Ali Kalora Cs yang hendak mengambil makanan atau logistik dari seorang kurir di wilayah pegunungan Andole, Poso Pesisir Utara.
Kemudian, aparat yang tergabung dalam Satgas Madago Raya berupaya menyergap kelompok tersebut.
Namun, Ali Kalora Cs pun melakukan perlawanan dengan melakukan penembakan ke arah aparat.
"Jadi berdasarkan informasi, mereka ini mau mengambil bahan makanan dari kurir. Kemudian dilakukan penyergapan, hasilnya dari tim Madago Raya ini ada terjadi kontak tembak," kata Kabid Humas Polda Sulawesi Tengah, Kombes Pol Didik Supranato kepada wartawan, Selasa (2/3/2021).
Baca juga: Polri: Kelompok Ali Kalora Telah Kuasai Medan Hutan Bertahun-tahun
Namun, Didik tidak menjelaskan lebih lanjut perihal identitas kurir yang menyuplai logistik kepada Ali Kalora Cs.
Dia hanya bilang kurir tersebut menyimpan logistik ke titik lokasi yang ditentukan.
"Mereka ada kurirnya yang rencana mau naik, mau ambil makanan. Tapi sebelum itu sudah dilakukan penyatronan. Mereka kan punya titik tertentu. Tidak naik gunung, artinya ada titik tertentu yang sudah disepakati untuk mereka mengambil. Informasi ini yang kami peroleh dari Satgas," katanya.
Dalam kontak tembak itu, pimpinan MIT Ali Kalora juga dikabarkan berada di lokasi.
Namun, dia bersama kawanannya berhasil melarikan diri setelah terdesak aparat TNI-Polri.
"Iya, informasinya demikian (ada Ali Kalora, Red). Cuma Satgas Madago Raya masih dilakukan pengejaran untuk yang lain di sekitar Poso Pesisir Utara," ungkap dia.
Baca juga: Polisi Sebut Kelompok Ali Kalora Cs Bertahan Hidup Dengan Merampas Makanan Warga Desa
Pada saat penyergapan ada 4 anggota MIT yang terlibat baku tembak, dua orang tewas, dua lagi melarikan diri.
Kemudian, dua jenazah kelompok MIT dibawa ke rumah sakit Bhayangkara untuk dilakukan proses autopsi.
Dari lokasi, Satgas Madago Raya juga menyita sejumlah barang bukti.
Di antaranya, amunisi laras panjang, bahan makanan, sayur mayur, jam tangan, GPS, dan perlengkapan lainnya.
Satu prajurit TNI gugur
Dalam baku tembak tersebut, seorang anggota TNI gugur.
Korban atas nama Praka Dedi Irawan.
Ia menghembuskan nafas terakhir setelah bagian perutnya ditembus proyektil dari senjata DPO MIT Poso.
Pukul 18.40 Wita, Praka Dedi Irawan (Pos Kampung Maros) dievakuasi menuju RS Palu, menggunakan helikopter.
Pukul 19.23 Wita, jenazah Praka Dedi Irawan tiba di RS Sindhu Trisno atau RS Wirabuana, Kota Palu.
"Anggota TNI yang tewas baku tembak dengan POK MIT atas nama Praka Dedi Irawan, sekarang sudah diterbangkan di Jakarta," ujar Kapolda Sulteng didampingi Danrem 132 Tadulako Brigjen TNI Farid Makruf, Selasa.