Lokasi ditemukannya jejak harimau tersebut berlokasi di Jorong Pagaran Tanjung Botung, Nagari Koto Nopan, Kecamatan Rao Utara, Kabupaten Pasaman, Sumatera Barat (Sumbar).
Kepala Resort Pasaman BKSDA Sumbar, Rusdiyan P saat dihubungi TribunPadang.com mengatakan, warga yang sedang MCK (mandi, cuci, kakus) di sungai dekat pemukiman warga menemukan jejak harimau pada Rabu (17/2/2021).
Pihaknya telah melakukan pengecekan di lapangan dan membenarkan adanya jejak harimau sumatera tersebut.
"Kita sudah ajarkan masyarakat cara penghalauan. Kita tinggalkan meriam secara swadaya," kata Rusdiyan P, Senin (22/2/2021).
Disebutkannya, alat yang ditinggalkannya berupa meriam yang dibuat dari besi dan berbahan kabit.
Baca juga: Detik-detik 2 Harimau Lepas dari Kandang, Pawang Tewas Diterkam, Awalnya Longsor di Kebun Binatang
Ia berharap, masyarakat yang berlokasi di kawasan konflik tersebut dapat melakukan penghalauan dengan bunyi-bunyian meriam.
"Bagi masyarakat yang ke ladang juga kita ajarkan bagaimana kiat-kiat saat berhadapan dengan harimau," katanya.
Ia berharap masyarakat yang pergi ke ladang tidak sendiri-sendiri, tapi ada rekan lainnya.
"Jadi, saat masyarakat berpapasan dengan harimau sudah dibekali ilmu. Kita berharap tidak terjadi hal yang tidak diinginkan," ujarnya.
Sebelumnya, Rusdiyan P mengatakan, jejak tersebut ada 2 ukuran, yaitu satu besar dan satu lagi berukuran besar.
"Kalau dugaan kita lebih dari 1 ekor. Jadi, diperkirakan ada sebanyak 2 ekor."
"Kita melihat jejaknya ada 2 ukuran, dan kemungkinan itu induk sama anaknya," katanya.
Disebutkannya, kebiasaan harimau yang beriringan tersebut adalah induk dan anaknya. Karena ada 1 jejak besar dan 1 jejak kecil.
"Kawasan tersebut berbatasan langsung dengan hutan lindung, apalagi ladang masyarakat."