"Saat masyarakat pergi ke ladang sudah biasa melihat tanda-tanda keberadaan harimau itu," katanya.
Selain itu masyarakat sudah terbiasa mendengar suara auman dari harimau sumatera.
"Ya, namanya tinggal di dekat hutan itulah risikonya. Sama dengan masyarakat yang tinggal di dekat muara yang bertemu dengan buaya," katanya.
Ia mengatakan, masyarakat sudah biasa melihat tanda-tanda keberadaan harimau tersebut.
Namun, tanda-tanda tersebut semakin dekat dengan pemukiman masyarakat.
"Namun, pada saat pagi hari masyarakat melalukan aktivitas mck di dekat sungai di kawasan pemukiman melihat jejak baru," katanya.
Ia mengatakan, harimau tersebut hanya melintas di kawasan pemukiman masyarakat.
"Pada hari Kamis (18/2/2021), saat kami mendatangi lokasi tidak ada jejak baru," katanya. (*)
Artikel ini telah tayang di Tribunpadang.com dengan judul 3 Kerbau Milik Warga Matur Agam, Diduga Diterkam Harimau Sumatera: 1 Mati dan 2 Luka-luka