News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kecelakaan Maut di Sumedang

5 Fakta Kecelakaan Bus di Sumedang: Penumpang 66 Orang Termasuk Balita, Diduga Sopir Ditemukan Tewas

Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Gigih
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Bus peziarah asal Subang terjun ke jurang Tanjakan Cae, Wado, Sumedang, Jawa Barat, Rabu malam.

TRIBUNNEWS.COM - Kecelakaan maut terjadi Tanjakan Cae, Desa Sukajadi, Kecamatan Wado, Kabupaten Sumedang, Jawa Barat, Rabu (10/3/2021) malam.

Kecelakaan itu melibatkan bus yang ditumpangi rombongan peserta ziarah SMP IT Al Muawwanah, Cisalak, Kabupaten Subang.

Bus Sri Padma Kencana itu masuk jurang sedalam 500 meter dan menyebabkan 27 penumpang tewas.

Dalam kecelakaan itu, diduga sopir bus tewas, sedangkan pemilik PO bus juga ikut menjadi korban.

Berikut 5 fakta kecelakaan maut bus masuk jurang di Tanjakan Cae Sumedang, sebagaimana dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com:

1. Berisi 66 penumpang termasuk balita

Mengutip dari Kompas.com, Basarnas Bandung telah berhasil mengevakuasi seluruh korban yang terjepit badan bus.

Evakuasi korban selesai dilakukan hari ini, Kamis (11/3/201) sekira pukul 07.40 WIB.

Kepala Seksi Operasi dan Siaga Basarnas Bandung Supriono mengatakan, Bus Sri Padma Kencana dengan nomor polisi T 7591 TB tersebut memiliki tempat duduk sebanyak 63 kursi.

"Kami hitung dari kapasitas kursi bus ada 63 tempat duduk, kemudian sampai pagi ini pukul 07.40 WIB kami menemukan 66 korban," kata Supriono.

Supriono menambhakan, sebanyak 27 orang dinyatakan meninggal dunia di lokasi kejadian, sedangkan 39 orang dalam kondisi selamat.

Dari total 66 korban yang telah berhasil dievakuasi, lanjut Supriono, beberapa di antaranya merupakan usia balita.

"Paling banyak usia anak remaja dan dewasa, ada juga tadi kami evakuasi balita," jelasnya.

Ia menuturkan, secara keseluruhan proses evakuasi berjalan lancar, beberapa korban ada yang ditemukan di luar bus. Namun, mayoritas dievakuasi saat terjepit di dalam bus.

Baca juga: Keluarga Korban Kecelakaan Bus Berjejer di Pekarangan Rumah, Ada yang Histeris hingga Pingsan

Baca juga: Saksi: Bau Sangit Kampas Rem Sebelum Bus Masuk Jurang, Semua Teriak Allahu Akbar

2. Detik-detik kecelakaan maut

Dikutip Tribunnews.com dari Kompas.com, Mimin Mintarsih (52) salah satu penumpang yang selamat dalam kecelakaan tersebut menceritakan detik-detik sesaat sebelum bus terjun ke jurang.

Mimin yang duduk di jok kedua dari sopir menyebut, bus oleng sebelum masuk ke jurang.

"Bus goyang-goyang, terus masuk jurang," kata Mimin.

Saat di jalan, kata Mimin, sudah tercium bau sangit kampas rem. Salah seorang penumpang pun meminta sopir memeriksanya.

"Sopir bilang remnya blong," ujar Mimin.

Ia mengungkapkan, sesaat sebelum kejadian, penumpang bus yang terdiri dari siswa SMP IT Al Muaawanah, orang tua, pendamping, dan guru serempak mengucapkan takbir.

"Semua orang teriak Allahhu Akbar, takbir," terangnya.

Akibat kecelakaan tersebut, Mimin terjepit di dalam bus, sedangkan kedua anaknya terpental ke belakang.

Namun, Mimin dan kedua anaknya yang berumur 2 dan 11 tahun berhasil menyelamatkan diri dan keluar dari bus.

"Saya terjepit di jok, saya merangkak cari anak saya dan keluar dari bus," jelasnya.

3. Diduga sopir bus meninggal

Seorang warga Kecamatan Wado yang membantu proses evakuasi sesaat pasca-bus masuk jurang, Waslim (59) mengatakan, sopir bus diduga tewas.

"Sopir busnya juga meninggal, tadi sudah dievakuasi," kata Waslim kepada Kompas.com.

Ia bersama warga sekitar telah mengevakuasi sekitar 20 korban dan sebagian besar korban dengan posisi terjepit di dalam bus.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Subang, Maxi mengatakan, tim reaksi cepat (TRC) Subang mengirim 20 ambulans untuk membantu mengevakuasi korban meninggal dan luka ringan.

Baca juga: Kesaksian Korban Selamat Kecelakaan Maut di Sumedang, Bus Sempat Goyang-goyang, Diduga Rem Blong

4. Jalan berkelok dan rawan kecelakaan

Masih dari Kompas.com, Waslim menceritakan kondisi jalan tempat bus Sri Padma Kencana mengalami kecelakaan.

Ia mengatakan, Tanjakan Cae terkenal ekstrem. Kondisinya menanjak dan berkelok.

Pria yang ikut membantu evakuasi korban tersebut mengatakan, diduga sopir bus tidak mengetahui medan jalan.

"Kondisinya memang menanjak dan berkelok. Kalau sopir yang tahu medan di sini pasti sudah paham."

"Mungkin sopirnya ini tidak tahu medan, jadi sebelum masuk jurang tidak paham cara mengendalikan busnya," jelas Waslim.

Hal senada juga dikatakan oleh Bupati Sumedang, Dony Ahmad Munur. Ia mengatakan, lokasi kecelakaan bus di Tanjakan Cae memang rawan kecelakaan.

"Iya memang di sana sering terjadi kecelakaan, di sana memang harus hati-hati. Jalan ini jalan provinsi tapi kami tetap sediakan lampu PJU-nya, marka jalan, dan sebagainya. Ini jadi perhatian kami secepatnya." kata dia.

Ia mengatakan perlu ada penanganan khusus di Tanjakan Cae agar tak lagi memakan korban.

"Sebenarnya kemarin TNI-Polri dan pihak kecematan sudah membersihkan ada longsoran, sudah kami atasi sejak kejadian sebelumnya."

"Tapi terjadi lagi (kecelakaan) di tempat itu lagi, memang harus ada penanganan dan tindakan di Tanjakan Cae ini," tambahnya.

Baca juga: Kecelakaan Bus di Tanjakan Cae Sumedang: Hampir Setengah Penumpang Tewas, Banyak yang Terjepit

Baca juga: Bus Masuk Jurang di Sumedang, Bupati: Tanjakan Cae, Memang Sering Terjadi Kecelakaan

5. Butuh waktu 6 jam untuk mengevakuasi penumpang bus yang terjepit

Kepala Seksi Operasi dan Siaga Basarnas Bandung, Supriono mengatakan, petugas sempat mengalami kesulitan saat mengevakuasi sejumlah penumpang yang terjepit di dalam bus.

"Ada korban yang terlempar keluar dari dalam bus, tapi kebanyakan dari dalam bus. Evakuasi paling menyulitkan tadi saat kami evakuasi enam korban yang terjepit bodi di dalam bus," katanya seperti dikutip dari Kompas.com.

Supriono menjelaskan, evakuasi yang paling menyulitkan adalah saat petugas mengevakuasi satu orang dewasa.

"Paling menyulitkan yang terakhir, korban usia dewasa yang terhimpit di ujung bus," kata dia.

Masih kata Supriono, petugas harus memotong bagian demi bagian bodi di dalam bus dengan alat ekstrikasi.

Meski demikian, waktu yang dibutuhkan untuk mengevakuasi korban tidak sebentar.

"Alhamdulillah, korban dapat kami evakuasi dalam waktu 6 jam," kata Supriono.

Meski seluruh korban telah ditemukan, lanjutnya, tim SAR dari Basarnas Bandung masih akan tetap bersiaga di lokasi kejadian.

"Kami standby di sini, menunggu bus dievakuasi ke atas. Setelah bus diangkat, kami akan kembali turun, dikhawatirkan masih ada korban di sekitar bus di bawah jurang ini," kata Supriono.

(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, Kompas.com/Aam Aminullah/Farida Farhan)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini