TRIBUNNEWS.COM, BALIKPAPAN - Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi mengungkapkan rencana suntikan Covid-19 dosis kedua bagi sejumlah pelayanan publik maupun lansia terancam mundur di Kota Balikpapan terancam mundur.
Penyebabnya karena pasokan vaksin covid-19 di Balikpapan, Provinsi Kalimantan Timur kini tengah kosong.
Rizal Effendi mengaku telah melaporkan kondisi ini kepada Gubernur Kalimantan Timur, Isran Noor.
Ia berharap laporan kekosongan vaksin Covid-19 di Kota Balikpapan bisa segera ditindaklanjuti ke Kementerian Kesehatan.
"Kita sudah minta ke gubernur, gubernur juga sudah lapor ke Menteri, kita tunggu. Tapi belum ada kabar,” ujarnya, Sabtu (13/3/2021).
Rizal yang masuk ke dalam kategori lansia pun kemungkinan bisa mundur untuk mendapat suntikkan dosis vaksin kedua.
Meski jadwalnya masih dua pekan ke depan, namun hingga kini belum jelas kapan vaksin Sinovac itu akan datang lagi.
"Kalau kayak saya kan nanti dua minggu lagi. Itu haja kekhawatiran kita vaksin tambahannya belum datang," kata Rizal Effendi.
Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Balikpapan, Andi Sri Juliarty mengaku masih menunggu kabar pengiriman vaksin berikutnya.
"Kami masih menunggu belum ada kabar sampai sekarang, jadi kita benar-benar menghabiskan sisa vaksin tahap ketiga," terangnya.
Berdasarkan data, hanya tersisa 1.300 vaksin untuk tahap ketiga yang rencananya akan diberikan untuk suntikkan dosis kedua.
Penyuntikan tersebut akan dilakukan mulai hari Sabtu hingga Selasa pekan depan. Namun, apabila vaksin datang lebih cepat, maka penyuntikan bisa berjalan normal.
"Kalau datang vaksin besok, insyaallah ya nyambung untuk pemberian dosis keduanya," kata dia.
Baca juga: Virus Corona Bermutasi, PCR Test Tidak Perlu Diubah, Pemerintah Diminta Percepat Vaksinasi
Baca juga: Thailand Tunda Vaksinasi, Indonesia Tetap Pakai AstraZeneca, Efektif atau Tidak? Ini Kata Pakar
Wanita yang kerap disapa Dio itu mengatakan, jika mengikuti juknis pemberian vaksin dosis kedua, maka harusnya dimulai kembali pada hari ke 14 dan 28 hari untuk lansia setelah pemberian dosis pertama.
Namun, dikarenakan adanya kekosongan stok vaksin Covid-19 di Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, pemberian suntikan dosis kedua pun bisa diundur.
"Mundur juga gak apa-apa, kondisi ini bukan hanya dialami di Kota Balikpapan saja, tapi di seluruh kabupaten kota di Kalimantan Timur," ujarnya.
Tidak Ubah Kebijakan
Sebelumnya Wali Kota Balikpapan Rizal Effendi mengatakan tak ada kebijakan yang berubah pasca mutasi Virus Corona B117 terdeteksi di Balikpapan.
"Soal perubahan kebijakan sampai saat ini belum ada, karena yang terdeteksi pun dalam status sehat, kecuali dalam hal pengawasan," ujarnya, Jumat (12/3/2021).
Rizal mengatakan akan melihat terlebih dahulu situasi dan kondisi pasca hasil pengambilan spesimen terhadap kontak erat keluar.
Adapun sebelumnya Tim Kementerian Kesehatan telah melakukan tracing kepada 14 orang kontak erat di Balikpapan.
"Kalau dari pengambilan spesimen ada hasil lain kita baru akan ambil langkah tindak lanjutnya," jelas Rizal.
Sementara itu selaku Ketua Satgas Covid-19 Kota Balikpapan, Rizal mengaku penanganan terhadap kasus mutasi virus Corona B117, masih sama.
Ada tiga hal pokok yang mesti dilakukan. Apabila dalam kondisi ringan atau tanpa gejala, bisa melaksanakan isolasi mandiri.
Sedangkan apabila yang bersangkutan (terdeteksi B117) dalam kondisi yang berat maka akan ditangani di rumah sakit untuk mendapat perawatan.
"Penanganannya sama aja. Ini Covid-19 hanya saja virus ini bermutasi. Jadi penangangannya seperti penanganan pasien Covid," terangnya.
Rizal Effendi mengimbau kepada masyarakat Kota Balikpapan untuk lebih waspada saat ini.
Ia meminta agar masyarakat Kota Balikpapan bisa memakai masker dua lapis untuk mengurangi risiko penularan terhadap mutasi virus B117.
Artikel ini telah tayang di tribunkaltim.co dengan judul Pasokan Vaksin Covid-19 di Balikpapan Habis, Suntikan Dosis Kedua Terancam Mundur